Multi Etnis dan Agama di Kecamatan Bakauheni Hidup Berdampingan

Hankam
Tools
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times
Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

DBFMinfo (Kalianda) : Di kecamatan Bakauheni masyarakatnya multi etnis dan multi agama karena hampir semua suku itu ada di kecamatan Bakauheni dan mereka hidup berdampingan tidak hanya etnisnya akan tetapi agamanya juga beragam, Selain masyarakat muslim, kondisi multi agama juga Protestan, Katolik dan Hindu yang didukung keberadaan masyarakat yang hidup berdampingan.

Sekretaris Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan Murizal Effendi pada Dialog Interaktif Warta Desa di radio DBFM 93.0 pagi tadi juga mengatakan, Uspika Bakauheni selalu mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan dalam bermasyarakat.

“Kita memang selalu mensosialisasikan kepada masyarakat bersama-sama dengan Uspika Kecamatan agar menjaga kerukunan dan kebersamaan karena kita ini adalah NKRI, apapun sukunya kalau berada di Lampung Selatan kita adalah masyarakat Lampung Selatan” terang Murizal, Rabu (3/7/2019).

Toleransi, lanjut Murizal tidak bersifat apatis, artinya terkadang sebagian orang menganggap sifat toleransi itu adalah cukup diam saja dengan pihak lain yang mungkin berbeda agama.Namun toleransi ini sejatinya saling membantu, seperti saat Hari Raya Idul Fitri yang beragama non muslim membantu mengamankan Sholat Idul Fitri.

“Ya masyarakat berlainan agama juga ya ikut berbahagia ikut berkunjung satu sama lain Begitu juga dengan keyakinan keyakinan yang lain kita juga selalu mengimbau kepada seluruh aparat desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif menjaga kerukunan perdamaian dan kesatuan di tengah-tengah masyarakat” lanjut dia.

Di Kecamatan Bakauheni, lanjut Murizal juga memiliki destinasi wisata yang menarik, khususnya wisata bahari, seperti Pantai Belebuk di desa Totoharjo dan pantai Minangrua di Desa Kelawi serta Pantai Tanjung Tua surganya para Mancing Mania di Desa Bakauheni. Meskipun pada akhir tahun lalu diterjang Tsunami, namun kini sudah dilakukan rekonstruksi atau perbaikan disamping itu wisata kebun Bakauheni juga mempunya kebun alpukat mentega dan Durian.

“Ya Bakauheni sebagai wilayah pesisir, kita punya banyak pantai meskipun tahun lalu terdampak Tsunami,  ini memang sangat berat bagi sektor pariwisata kita dan masyarakat yang ada di bibir pantai itu para nelayan ya kan tapi alhamdulillah kita sudah mulai bangkit lagi” tutup Murizal. (aap).