Catatan DB. : Warga Bersikeras, Wadas Memanas.

Catatan Redaksi
Tools
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

User Rating: 5 / 5

Star ActiveStar ActiveStar ActiveStar ActiveStar Active
 

15:28:19 DBFMRadio.id :  Wadas - Pembangunan tambang andesit di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah menjadi  pemicu konflik  antara warga dengan aparat keamanan  yang mengawal 70 petugas Kanwil Badan Pertanahan Nasional -BPN-. Jawa Tengah pengukur tanah untuk keperluan querry tambang batuan andesit.

Apa  dan manfaatnya sih Batu Andesit ? Kok sampai memicu rusuh. Batu Andesit merupakan batuan vulkanik. Umumnya berlimpah di Pegunungan Andes. Batuan ini memiliki kandungan silika dalam jumlah sedang, dengan karakteristik warna abu-abu kehitaman serta memiliki butir halus yang disebut porfiritik.

Betapa tidak,  aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP mengepung Desa Wadas pada Selasa 8 Februari. Kedatangan pengamanan  ini konon  berkaitan dengan proses pengukuran untuk pembangunan tambang batu andesit.

Seperti diakui Kapolda Jateng Brigjen pol Abioso Seno Adji.

---------------------INSERT-----------------

Namun, para aparat juga menangkap sejumlah warga yang bersikeras menolak lahannya dibebaskan untuk penambangan batu andesit. Desa Wadas akan digunakan sebagai tempat penambangan batu andesit guna pembangunan Bendungan Bener  tak jauh dari lokasi penambangan.

Pasca insiden penangkapan kelompok yang menolak tanahnya di gusur, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka suara.

Ganjar menyebut petugas kepolisian dihadirkan untuk melakukan pengamanan lokasi saat kegiatan pengukuran lahan tambang berlangsung. Ganjar minta warga Desa Wadas tak perlu khawatir akan terjadinya tindak kekerasan oleh petugas kepolisian.

Ketua Umum Persatuan Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia -PersadaID- inipun mengaku,  sebelumnya telah berdiskusi dengan sejumlah pihak termasuk Komnas HAM terkait pengukuran lahan tambang tersebut.

-----------------------INSERT-----------------

Klarifikasi orang nomor satu di Jateng itu, dibantah oleh Warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo,  yang mengaku telah membuat tidak nyaman. Meski telah dikeluarkan dari sel tahanan Mapolres Purworejo, mereka tetap menolak.

Tidak ketinggalan,  seniman Purworejo Yoyok Yatmoko aktifis yang  sejak zaman Orba sangat vocal mengkritisi kebijakan pemerintah, angkat bicara .

-----------------------INSERT-----------------

Beda lagi dengan Wasis, mewakili kelompok yang mendukung penambangan, Wasis mengaku, karena ini proyek strategis nasional,  sejak tahun 2015 secara di diam diam telah mengumumkan warga yang mendukung proyek ini dan terkumpul hampir 300-an.

--------------------INSERT-----------------

Ya..... sudah menjadi kelaziman nampaknya,  bahwa setiap ada benturan antara aparat pemerintahan dengan rakyat, pasti terhubung dengan HAM.

Pada dasarnya Hak Asasi Manusia merupakan alat perlindungan diri kita sebagai manusia yang sifatnya mutlak semenjak kita menjadi sah menjadi warga negara, selain itu kita sudah memiliki perlindungan Hak Asasi Manusia semenjak kita lahir di dunia.

Adalah  Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan -Menkopolhukam+, Mahfud MD, penolakan warga terhadap pembangunan waduk tak akan mempengaruhi kelanjutan proyek secara hukum yang ditetapkan melalui Keppres 56 tahun 2018 ini.

Pasalnya warga Desa Wadas yang menolak sudah menempuh jalur hukum untuk menolak pembangunan bendungan tersebut.
Seluruh gugatan yang dilayangkan warga Wadas yang menolak juga sudah ditolak.

Diakui Mahfud, pada pengamanan di TKP memang terjadi gesekan, namun geseko terjadi dari kerumunan warga dan pengukuran tanah akan tetap dilakukan.

----------------INSERT-------------

Penolakan proyek penambangan batuan andesit ini dipicu karena warga desa tidak setuju dengan penambangan yang secara tidak langsung akan merusak ekosistem alam yang telah di jaga dan dipelihara sejak ribiy tahun,  yang menjadi warisan dari nenek moyang.

Bagaimana tidak,   proyek penambangan yang menggunakan bahan peladak dinamit dalam kurun waktu berbulan-bulan ini dapat menyebabkan bencana lonsor, rumah warga desa yang rusak dan yang lebih parah lagi banyak mata air dan lahan pertanian yang menjadi mata pencaharian penduduk akan hilang karena proyek tersebut.

Untuk itu warga  sangat menolak keras proyek pembangunan ini. Warga desa yang tidak ingin desa nya digusur melawan dengan memblokade jalan menuju desa sempat mendapat tindakan represif yang seharusnya tidak dilakukan.

Tindakan kekerasan kepada warga desa dan relawan mahasiswa yang sangat disesalkan oleh semua masyarakat Indonesia, karena warga desa hanya ingin mempertahankan alam yang tidak ingin diekspoitasi.

Sesuai namanya, desa Wadas atau Cadas, batu keras yang sulit digempur hingga memicu bentrokan. Sekeras itukah warga Wadas menolak, dan sampai kapan bersikeras? Kita tunggu saja perkembangan kasusnya.

Diangkat dari berbagai sumber, saya Anggoro AP sampai jumpa.(@Ng).