DBFMinfo (Bakauheni) : Berbekal dari pengalaman tahun sebelumnya, penumpang pemotor di pelabuhan bakauheni pada arus puncak, pemotor dalam waktu 8 jam, tercatat 25 ribu atau sekitar 3000 / jam, dan jika dibandingkan dengan penumpang mobil sangat berbeda.
Direktur Utama PT.ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi, juga mengatakan secara psikologis penumpang pemotor sangat tertekan, harus mengantri ber-jam2 dengan kondisi sedang berpuasa. Oleh karena itulah, proses tiketing harus dipercepat, dengan digitalisasi, atau E-ticketing disamping juga didirikan tenda sepanjang 600 meter lengkap dengan fan air penyejuk.
"Jadi kalau ditanya mengapa digitalisasi ini baru mulai, yang selama ini bersifat front end yang dilihat oleh pengguna jasa langsung yakni non tunai, tapi yang lebih sulit sebetulnya adalah membuat data dibelakangnya, mengkonsolidasi data di belakangnya, namanya Back end" terang Ira Puspadewi, di Bakauheni.
Jadi, lanjut Ira, selama puluhan tahun ini ASDP menggunakan susyem yang sangat sederhana yakni Excel dan baru tahun ini ASDP Merak -Bakauheni menggunakan Integrated Resevation Transaction (IRT) system, atau sistim transaksi teservasi terintegrasi, dan segera menyusul Pelabuhan penyeberangan Ketapang dan Gilimanuk.
"kita baru Januari tahun 2019 ini menggunakan sistem IRT, agar back end yang di belakang itu supaya rapi gitu kan jadi sangat digital ketika kita abaikan yang sudah rapi maka depan ini makin rapi, tapi nanti bulan Agustus akan diterapkan Ketapang-Gilimanuk"kata Ira lagi.
Pada prakteknya, di toll gate menggunakan sensor dan tidak afa lagi petugas untuk menentukan Golongan kendaraan 1 hingga 4 kemudian muncul tarif yang harus dibayar oleh pengendara.
"tidak, tidak lagi ada petugas disana (toll gate) jadi sensor akan menangkap mobil yang melalaui toll gate, dan bisa diketahui golongan kendaran dan tarifnya" pungkas Ira Puspadewi.(ndri/aap).