DBFMRadio.id — Aula SMK Negeri 1 Kalianda menjadi saksi semaraknya Pelatihan Pembuatan Tuping 12 Wajah, Rabu (8/10/2025). Kegiatan ini digelar sebagai upaya pelestarian budaya lokal sekaligus pengembangan potensi kreatif masyarakat. Pelatihan tersebut rencananya berlangsung selama lima hari.


Acara ini turut dihadiri Hj. Zita Anzaini Radityo Egi, Utusan Khusus Presiden Bidang Wisata, serta jajaran pejabat penting dari berbagai instansi, di antaranya Reni Apriyani Anwar, Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, Kadis Perindag, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten, Ketua DPW Kabupaten, perwakilan dari Keratuan Darah Putih, Kadis Ketahanan Pangan, Kadis PMD, Kadis Koperasi dan UKM, Kadis Perdakprin, Plt. Kadis Pendidikan, Plt. Kadis TPH dan Perkebunan, Kepala SMKN 1 Kalianda, Kadis Kesehatan, Plt. Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, serta Kadis PMPPTSP. Turut hadir pula perwakilan dewan guru SMA, SMK, SMP, dan SD se-Kabupaten Lampung Selatan.


Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari para tamu undangan, karena dinilai mampu mengangkat nilai-nilai seni tradisional khas Lampung Selatan, khususnya Tuping 12 Wajah, yang merupakan salah satu identitas budaya masyarakat setempat.


Dalam sambutannya, Hj. Zita Anzaini Radityo Egi menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan sekadar ajang kreativitas, tetapi juga bentuk nyata pelestarian warisan budaya daerah.


“Kita berharap melalui kegiatan seperti ini, para pelajar dan masyarakat bisa lebih mencintai serta melestarikan seni dan budaya lokal. Tuping bukan hanya simbol kesenian, tetapi juga jati diri daerah,” ujarnya.


Sementara itu, Kepala SMKN 1 Kalianda Kalimo menyambut baik pelaksanaan kegiatan di lingkungan sekolahnya. Ia berharap pelatihan tersebut dapat menjadi inspirasi bagi siswa untuk menciptakan karya berbasis budaya yang memiliki nilai ekonomi.


“Dengan pelatihan ini, siswa tidak hanya belajar keterampilan, tetapi juga berpeluang mengembangkan produk kreatif yang bisa meningkatkan perekonomian,” kata Kalimo.


Selain pelestarian budaya, pelatihan ini juga diharapkan dapat membuka peluang bagi pelaku UMKM di bidang kerajinan tangan, sekaligus menjadi daya tarik wisata budaya di Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga serta mengembangkan kekayaan budaya lokal. (Arya)