DBFMRadio.id : Jakarta - Setelah Presiden Joko Widodo merelease 6 nama Mentri dalam reshuffle kabinet Indonesia Maju di teras Istana Negara, Selasa (22/12/2020), hari ini, Rabu (23/12/2020) ditempat yang sama, Presiden, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 133 /2020 tentang pengisian dan penggantian beberapa menteri negara Kabinet Indonesia maju periode tahun 2019-2024 melantik enam menteri baru, kabinet Indonesia maju.
Keenamnya adalah, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang diamanatkan menjadi menteri sosial menggantikan Juliari Batubara, yang terjerat dugaan suap terkait bantuan sosial untuk wilayah Jabodetabek 2020.
Kemudian, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, yang dilantik menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif menggantikan Wishnutama Kusubandio. Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin, menjadi menteri kesehatan menggantikan dr Terawan Agusputranto.
Selanjutnya, Ketua PP Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yakut) sebagai menteri agama menggantikan Letnan Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi. Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono, menjadi menteri kelautan dan perikanan menggantikan Edhy Prabowo tersangka kasus dugaan suap terkait penetapan izin ekspor benih lobster.
Serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, M LUthfi, dipercaya menjadi menteri perdagangan menggantikan Agus Suparmanto.
Diketahui dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, disamping melantik 6 Menteri, Presiden melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 203/ TPA/ 2020 melantik Irjen Pol Doktor Petrus R Colose sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Serta melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 78/M tahun 2020, melantik Hartono sebagai Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove.
Agama Tidak Dijadikan Alat Politik
Sementara itu, Mentri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan, bagaimana menjadikan agama sebagai inspirasi bukan aspirasi, tegasnya agama tidak lagi digunakan sebagai alat politik.
"Yang pertama ingin saya lakukan adalah bagaimana menjadikan agama itu sebagai inspirasi bukan aspirasi artinya apa, bahwa sebisa mungkin tidak lagi digunakan menjadi alat politik baik untuk menentang pemerintah maupun merebut kekuasaan atau mungkin untuk tujuan-tujuan yang lain." tegas Gus Yaqut.
Agama, Lanjut Gus Yaqut, biar menjadi inspirasi dan biarkan agama itu membawa nilai-nilai kebaikan dan nilai-nilai kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemudian yang kedua tentu tugas yang tidak mudah yaitu Bagaimana bisa meningkatkan ukhuwah islamiyah, karena mayoritas warga negara Indonesia adalah pemeluk agama Islam.
"Kenapa ukhuwah islamiyah, karena kita tahu bahwa mayoritas warga negara ini adalah pemeluk agama Islam maka negara ini akan damai negara ini akan tentram jika sesama muslim sama umat Islam, memiliki ukhuwah atau Persatuan diantara mereka.
Disamping itu Menag menambahkan, juga perlu meningkatkan ukhuwah Wathoniyah atau persaudaraan sesama warga bangsa.
Kenapa ini penting karena kita tahu bahwa Indonesia ini merdeka Indonesia ini lepas dari zaman kolonial itu Karena perjuangan semua agama bukan hanya Islam, namun umat Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu dan semua agama yang ada di Indonesia.
"Menjadi penting, ukhuwah Wathoniyah ini kemudian kita bangkitkan kembali agar tidak ada satu kelompok pun, tidak ada satu agama pun mengklaim merasa paling memiliki negara ini semua berhak memiliki negara ini" tambahnya.
Selanjutnya adalah ukhuwah Basyariyah persaudaraan atau Persatuan sesama umat manusia.
"Saya sering mengutip dalam beberapa kesempatan apa yang disampaikan sahabat nabi sahabat Ali karamallahu wajhah bahwa mereka yang tidak dalam satu iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan" pungkas dia.(db-setpres-net).