DBFMRadio.id, LAMPUNG SELATAN — Di tengah geliat pembangunan desa yang semakin progresif, Desa Rawa Selapan, Kecamatan Candipuro, muncul sebagai salah satu ikon ketahanan pangan di Lampung Selatan. Dengan torehan prestasi membanggakan sebagai Juara 1 Lomba Desa Tingkat Kabupaten, kini desa ini resmi ditetapkan mewakili Lampung Selatan dalam Lomba Desa Tingkat Provinsi Lampung Tahun 2025.


Mengusung tema nasional "Desa dan Kelurahan Tangguh Pangan, Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Menuju Indonesia Emas", Rawa Selapan dinilai sangat tepat untuk tampil di panggung provinsi. Tidak hanya unggul dalam angka produksi, tapi juga dalam semangat gotong royong, inovasi pelayanan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.


Lumbung Pangan yang Konsisten Menopang Produksi Nasional


Dengan luasan sawah lebih dari 700 hektare dan produksi padi mencapai 11.000 ton per tahun, Rawa Selapan bukan sekadar desa penghasil beras. Ia adalah simbol nyata desa tangguh pangan, yang kontribusinya terasa hingga ke skala nasional. Beberapa pabrik beras skala besar berdiri kokoh di desa ini, menandakan bahwa siklus ekonomi agraria tidak hanya hidup, tetapi tumbuh dan memberi dampak.


“Ini sejalan dengan cita-cita Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan. Dan kami bangga, salah satu tonggaknya ada di Rawa Selapan,” ujar Kepala Dinas PMD Lampung Selatan, Erdiyansyah, saat memberikan pembinaan, Kamis (12/06/2025).


Potret Kemandirian Ekonomi dari Air Kelapa hingga Pecel Lele


Jika sektor pertanian menjadi tulang punggung, maka sektor industri rumah tangga adalah jantung produktivitas Rawa Selapan. Di desa ini, air kelapa bukan hanya limbah, melainkan bahan emas. Setiap bulan, lebih dari 15 ton diolah menjadi bahan baku nata de coco, yang menjadi mata pencaharian utama banyak keluarga.


Keunggulan lain datang dari peternakan sapi limousin-brahma, budidaya ikan patin dan lele, hingga pengelolaan kambing oleh BUMDes. Bahkan, Rawa Selapan dikenal luas sebagai “Kampung Pecel Lele”, karena banyak warganya merantau membuka usaha tenda pecel lele hingga ke berbagai penjuru Lampung Selatan.


Digitalisasi dan Layanan Publik yang Maju


Kemajuan desa ini tidak berhenti di sektor ekonomi. Dalam pelayanan publik, Rawa Selapan menjadi pelopor penerapan desa digital, di mana warga dapat dengan mudah mengurus administrasi melalui sistem berbasis teknologi.


Fasilitas desa juga tergolong lengkap: pasar desa, BUMDes, bank sampah, sarana pendidikan dan kesehatan, hingga Posyandu 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang pertama di Lampung Selatan. Menariknya, posyandu di sini tidak hanya melayani kesehatan, tetapi juga menjadi pusat layanan terpadu yang menyentuh bidang pendidikan, sosial, infrastruktur, perumahan, dan ketertiban umum.


Gotong Royong sebagai Landasan Pembangunan


Keberhasilan Rawa Selapan tentu tidak bisa dilepaskan dari kekompakan dan partisipasi aktif warganya. Tradisi gotong royong tetap hidup dalam keseharian. Program pembangunan tidak hanya menjadi agenda pemerintah desa, tetapi menjadi gerakan bersama seluruh masyarakat.


Dukungan penuh dari Bupati Lampung Selatan, jajaran kecamatan Candipuro, serta berbagai OPD, turut memperkuat optimisme bahwa desa ini bukan hanya siap bersaing di tingkat provinsi, tetapi juga berpotensi melaju ke tingkat nasional.


“Ini adalah bagian dari upaya kita bersama dalam mewujudkan desa-desa unggulan di Lampung Selatan, sejalan dengan visi Lamsel Maju dan misi Pitu Pista. Bismillah, kami siap dan optimis Rawa Selapan dapat membawa nama baik Lampung Selatan di tingkat nasional,” tegas Erdiyansyah.


Menuju Indonesia Emas dari Akar Desa


Desa Rawa Selapan kini tengah mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi penilaian lomba di tingkat provinsi. Namun lebih dari sekadar lomba, desa ini telah menjadi contoh inspiratif bagaimana ketahanan pangan, inovasi lokal, dan kekuatan masyarakat bisa bersinergi untuk membangun masa depan.


Dari sawah yang membentang hingga tenda pecel lele di pinggir jalan, Rawa Selapan membuktikan: desa adalah pusat masa depan Indonesia. (Nurul)