DBFMinfo (Kalianda): Kecamatan penengahan Kabupaten Lampung selatan memiliki banyak potensi, baik ekonomi, wisata dan sumber daya alam. Khusus untuk wisata di Kecamatan ini memiliki beberapa destinasi wisata air tawar, seperti Way Tebing Cepa didesa Taman baru dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Sekretaris Kecamatan (sekcam) Penengahan Jaelani pada Dialog interaktif Radio Dimensi Baru (DBFM) 93.0 MHz Rabu pagi juga mengatakan, WAy Tebing Cepa merupakan kolam mata air alami, Wisata mata air yang cukup menarik, dimana air yang dikeluarkan secara alami melalui bawah pohon besar atau bebatuan ini sangat bersih dan jernih.
Pengunjung dapat menikmati keindahan airnya dengan cara berenang atau sekedar berendam didalamnya. Dan saat ini Bumdes setempat sedang menata agar bisa lebih dinikmati wisatawan, di buat agar Instagramable bagi kaum milenial yang suka mengabadikan fotonya.
"Kami ada beberapa wisata air dan kami juga telah melakukan kaji banding, ke unggul ponggok untuk mengembangkan beberapa wisata air tawar di Penengahan, seperti Way Tebing Cepa (WTC) di Desa Taman Baru yang dikelola masyarakat melalui Bumdesnya, merupakan mata air dimana air yang dikeluarkan secara alami melalui bawah pohon besar atau bebatuan ini sangat bersih dan jernih. Dan sedang kami tata agar Instagramable" Terang Jaelani, Rabu (17/7/2019).
Pada bagian lain Jaelani juga menjeaskan, Kecamatan Penengahan juga memiliki wisata air tawar yang tidak kalah menariknya dengan WTC yakni WAy Benteng Kedagaan (WBK) di Desa Padan merupakan water boom dengan air alami dari mata air. Namun demikian, WBK ini milik perorangan namun Kecamatan tetap membantu mempromosikan agar warga Lampung Selatan tahu bahwa di Penengahan juga memiliki Water Boom air alami.
"Ya ini sedang dikembangkan pula di desa Padan,memang ini bentuknya mirip-mirip seperti water boom yang bentuknya keraifan lokal, tapi ini kepemilikkannya pribadi tetep kita bantu tertama promosi agar masyarakat penengahan tidak perlu keluar jauh jauh untuk berenang" kata Jaelani menerangkan.
Namun demikian, jaelani mengakui Tempat wisata di Penengahan yang sering dikunjungi oleh warga luar Lampung selatan bahkan luar lampung adalah wisata religi, yakni Makam raden Inten II merupakan Pahlawan Nasional, di Desa Gayam, kawasan makam juga disebut Benteng Cempaka. Karena gundukan tanah yang menyerupai pagar berukuran segi empat tersebut dahulunya difungsikan sebagai benteng pertahanan dalam masa perjuangan Radin Inten II dan kelompoknya.
Meski meninggalnya Raden Inten tidak di Gayam, lanjut Jaelani namun berdasarkan kesepakatan tetua adat setempat memindahkan makamnya di Benteng tersebut.
"Kalau wisata yang paling ramai dikunjungi di Penengahan diluar Provinsi Lampung malah wisata religi makam raden inten, ya memang disitu meninggalnya Raden Inten tidak di situ namun berdasarkan kesepakatan tetua adat setempat memindahkan makamnya di Benteng tersebut" terang Jaelani.
Untuk diketahui, Perjuangan Radin Inten II sendiri dimulai sejak tahun 1850 s/d 1856. Sebagai sosok muda dimasanya, Radin Inten II merupakan Patriot Lampung Kalianda. Ia melanjutkan perjuangan ayahnya berperang melawan Belanda di daerah Kalianda dan sekitar gunung Rajabasa tahun 1834 – 1856. Radin Inten II dalam perjuangan melawan Belanda dibantu 2 panglima perang yaitu ; Waak Naas dan H. Wahyu, keduanya berasal dari Banten.
Kisah heroik meninggalnya Radin Inten II karena dibunuh Belanda dengan cara dipukul Alu (kayu yang digunakan menumbuk padi – bahasa Lampung) sebagai ketaklukan (kelemahan) ilmu yang dimiliki Radin Inten II. Ia Meninggal dalam usia yang masih sangat muda dan belum pernah menikah. Dan pada tanggal 5 Oktober 1856 gugur sebagai Pahlawan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden Republik Indonesia Nomor. 082/TR/1986 tanggal 23 Oktober 1986 Radin Inten II diangkat sebagai Pahlawan Nasional.(**).