DBFMRadio.id, LAMPUNG SELATAN — Kepolisian Resor (Polres) Lampung Selatan berhasil mengungkap kasus tragis pembuangan bayi yang sempat menggegerkan warga Desa Karang Sari, Kecamatan Ketapang. Jasad bayi malang tersebut ditemukan terkubur di samping kandang ayam milik warga pada Rabu (11/6/2025) lalu.


Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, polisi akhirnya menetapkan RD (17), seorang pelajar SMA, sebagai pelaku sekaligus ibu kandung dari bayi tersebut.


“Pelaku adalah pelajar SMA dan masih di bawah umur,” ungkap Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin, dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).


Yusriandi menjelaskan, RD melahirkan bayi tersebut seorang diri di kamar mandi rumah tanpa bantuan bidan maupun tenaga medis. Diduga panik dan bingung, RD kemudian memasukkan bayi yang baru dilahirkan ke dalam kantong plastik dan menguburkannya di belakang rumah, tepatnya di samping kandang ayam, dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter.


“Pelaku melahirkan sendiri di kamar mandi. Karena panik, bayi yang baru beberapa menit lahir dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dikubur menggunakan cangkul,” tambah Kapolres.


Warga yang mencium bau tidak sedap dan melihat aktivitas mencurigakan di sekitar lokasi penemuan segera melapor ke Polsek Penengahan. Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk cangkul yang digunakan RD untuk menggali lubang serta pakaian milik pelaku.


Saat ini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut, termasuk mengungkap identitas ayah biologis dari bayi yang dibuang. “Penyelidikan lebih lanjut sedang kami lakukan, termasuk siapa ayah dari bayi tersebut,” jelas Yusriandi.


Atas perbuatannya, RD dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) juncto Pasal 76C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun.


Kasus ini kembali menjadi sorotan publik soal pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja serta peran aktif keluarga dan lingkungan dalam membina anak-anak di masa pubertas. (Viki/Ulfah)