DBFMRadio.id, LAMPUNG SELATAN — Sore itu seharusnya menjadi momen santai bagi dua siswi kelas 3 SMP yang tengah duduk menikmati udara segar di kawasan Komplek Pemda, tepatnya di depan Kantor Kesbangpol Lampung Selatan. Namun siapa sangka, dalam hitungan menit, momen itu berubah menjadi pengalaman traumatis yang tak akan mereka lupakan.


Tiga pria tak dikenal, berboncengan satu motor Honda Beat merah-putih, mendekati mereka dengan wajah ramah dan basa-basi ringan. Dengan cepat suasana berubah hangat, seolah mereka teman lama yang baru berjumpa. Ajak kenalan, lalu ajak jalan-jalan ke Pantai Ketang. Kedua gadis belia itu, yang polos dan belum sepenuhnya memahami bahaya tersembunyi, menuruti ajakan itu.


Dalam perjalanan, pelaku melancarkan aksinya. Salah satu dari mereka meminjam sepeda motor korban Honda Beat biru-putih dengan alasan membeli es di area Pemda. Kedua remaja itu lalu dibonceng bertiga di motor pelaku lainnya.


Tak lama berselang, drama kejahatan itu mencapai klimaks. Setelah motor korban dibawa kabur, pelaku yang membonceng korban berhenti di jalan cor beton baru arah Pantai Ketang. Tanpa penjelasan, ia meninggalkan kedua korban di lokasi sepi itu. Tak ada motor, tak ada teman, hanya kebingungan dan ketakutan.


Namun, nasib berkata lain. Di sekitar lokasi, sekelompok anak-anak motor kebetulan sedang melintas. Dengan cepat, mereka merespons permintaan tolong para korban dan mengarahkan mereka ke Kantor Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Lampung Selatan.


Petugas piket Damkar segera bergerak. Sekretaris Dinas Damkar, Hendry, menerima laporan dan mengarahkan penanganan awal. Para korban dimintai keterangan, dan Kepala Dinas Damkar, Sefri Masdian, S.Sos, turun langsung mendampingi tim berkoordinasi dengan Kanit Reskrim Polsek Kalianda untuk penanganan lanjutan.


Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian telah menerima laporan resmi dan tengah melakukan penyelidikan guna mengungkap identitas dan keberadaan pelaku.


Diketahui, kedua korban merupakan pelajar dari SMP yang sama di Kota Kalianda. Salah satu korban adalah putri dari pemilik warung nasi goreng legendaris, Ateng, yang berada tepat di depan Markas Kodim Lamsel.


Tragedi ini menjadi pengingat keras bahwa kejahatan dapat mengintai di mana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja bahkan pada remaja yang hanya duduk santai di lingkungan yang mereka anggap aman.


Dinas Damkar Lampung Selatan mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua dan remaja, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap orang asing dan tak mudah terbuai oleh keramahan yang mencurigakan.


“Keselamatan anak-anak kita harus menjadi perhatian bersama. Jangan biarkan mereka sendirian tanpa pengawasan, terlebih saat berada di ruang publik,” pesan Kepala Dinas Damkar, Sefri Masdian, penuh keprihatinan.


Kini, harapan terbesar keluarga korban adalah keadilan. Mereka menanti pelaku segera tertangkap dan motor kesayangan yang menjadi alat transportasi harian bisa kembali.


Karena untuk seorang gadis remaja, kehilangan sepeda motor mungkin hanya soal materi. Tapi kehilangan rasa aman? Itu luka yang jauh lebih dalam. (Viki)