DBFMRadio.id : Jakarta - Masyarakat yang akan mendapatkan vaksinasi nantinya adalah orang dalam kondisi sehat. Sebelum vaksin diberikan, dokter atau tenaga keperawatan akan melakukan screening atau pemeriksaan untuk memastikan apakah seseorang sehat atau tidak untuk diberi vaksin.
“Nanti dokter atau tenaga kesehatan yang menjadi petugas pasti akan melakukan pemeriksaan (screening) sebelum diberikan vaksin. Yang penting pada hari tersebut kita merasa sehat secara umum”, tegas vaksionolog dr. Dirga Sakti Rambe, pada Dialog Produktif Komite KPCPEN bertema ‘Setelah Vaksin Datang, Apa Yang Perlu Disiapkan?’. Dialog produktif di Media Center KPCPEN, Senin (30/11/2020).
Menurut dr. Dirga tidak ada syarat khusus bagi orang yang akan diberi vaksin sepanjang kondisi tubuh calon penerima vaksin sehat dan tidak dalam kondisi sakit. Jika tubuh mengalami demam, itu artinya vaksin sedang bekerja dan tubuh memberikan reaksinya.
Lebih lanjut diungkapkan dr. Dirga, agar tubuh tetap sehat dan bugar, senantiasa harus menerapkan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, dan istirahat harus cukup. Jika tiga hal ini dilakukan, tubuh senantiasa akan terjaga kesehatannya dan artinya akan dapat menerima vaksin kapanpun juga.
Terkait efek samping vaksin, dokter penyakit dalam ini mengatakan jika nilai manfaat vaksin pasti lebih besar dari efek sampingnya.
"Vaksin yang sudah beredar juga dijamin dan sudah teruji keamanan dan efektivitasnya."tegas dia.
Dalam keterangan tertulis mediakpcpen@covid19.id Selasa (1/12/2020) disebutkan, kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI dikatakannya selalu menjadi pertanyaan banyak orang terkait vaksinasi.
“Efek samping atau KIPI ini bersifat ringan dan hanya reaksi lokal dan segera membaik. Adapun demam yang terjadi hanya reaksi dan menjadi tanda bahwa vaksin bekerja. KIPI wajar dan akan hilang dengan sendiri. Dan perlu diingat, tidak semua KIPI berhubungan dengan vaksin,” tukasnya.
Komunikasi Terpadu
Dalam hai imunisasi, peran Tenaga Kesehatan, Menjadi contoh bagi masyarakat untuk menjalani imunisasi dan memberi informasi yang benar sesuai dengan petunjuk kementerian kesehatan.
Namun, apabila ada informasi yang diragukan‚ tenaga kesehatan akan merujuk ke pusat informasi yang bewenang dan dapat dipercaya.
Menurut Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Lampung Selatan dr. Diah Anjarini, M. Epid, agar tidak terjadi kerancuan informasi yang diterima masyarakat, diperlukan keterpaduan komunikasi dari berbagai pihak untuk menyampaikan informasi yang benar mengenai pengadaan vaksin Covid-19 di Indonesia.
"Namun, apabila ada informasi yang diragukan‚ tenaga kesehatan akan merujuk ke pusat informasi yang bewenang dan dapat dipercaya." jelas dr Diah.
dr. Diah Anjarini, juga mengatakan‚ prinsip dan rencana sekenario Suplay vaksin covid 19, ada 3 tingkatan, pertama tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan kelompok usia beresiko, karena ketersediaan vaksin sangat terbatas, yakni 1 10% populasi Nasional.
"Berlanjut pada tingkatan kedua, ketersediaan vaksin 11 20% dan tingkatkan ke 3 ketersediaan vaksin 20 50% dari Populasi Nasional" katanya.(db/medkpcpen-aap)