DBFMRadio.id – Institut Teknologi Sumatera (ITERA) melalui Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (FTIK) menggelar Simposium Geomatika untuk Edukasi dan Riset (SIGER) 2025 dengan tema “Pemanfaatan Teknologi Geospasial dalam Manajemen Bencana di Indonesia”, Kamis (30/10/2025).


Kegiatan yang berlangsung secara hybrid di Aula Gedung Kuliah Umum 2 ITERA tersebut menjadi wadah kolaborasi ilmiah antara akademisi, peneliti, praktisi, dan pemerintah untuk memperkuat kontribusi teknologi geomatika dalam mitigasi serta penanggulangan bencana di tanah air.


Hadir mewakili Bupati Lampung Selatan, Wakil Bupati (Wabup) M. Syaiful Anwar menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi geospasial dalam manajemen bencana bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak.


“Pemanfaatan teknologi geospasial dalam manajemen bencana bukan lagi sebuah opsi, melainkan sebuah imperatif. Ini adalah lompatan dari paradigma reaktif menuju paradigma proaktif dan preskriptif,” ujar Wabup Syaiful dalam sambutannya.


Ia menjelaskan bahwa teknologi geospasial seperti Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG), dan Global Navigation Satellite System (GNSS) memiliki peran strategis dalam membangun Digital Twin atau kembaran digital bumi. Teknologi tersebut memungkinkan proses perencanaan, prediksi, hingga mitigasi bencana dilakukan dengan lebih presisi dan cepat.


Menurutnya, Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu daerah dengan tingkat risiko bencana yang cukup tinggi. Beberapa wilayah seperti Kecamatan Kalianda, Natar, dan Jati Agung rentan terhadap banjir bandang dan tanah longsor, sementara kawasan pesisir Teluk Lampung menghadapi ancaman rob.


“Ancaman bencana ini harus kita hadapi dengan ilmu pengetahuan, bukan dengan kepanikan. Anda semua adalah arsitek dari Digital Twin Lampung Selatan. Tangan-tangan andalah yang akan merancang sistem peringatan dini yang cerdas, peta evakuasi yang dinamis, dan platform data terintegrasi bagi para pengambil kebijakan seperti saya,” ungkapnya.


Lebih lanjut, Wabup Syaiful menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan untuk memperkuat kerja sama dengan dunia akademik, khususnya dalam pengembangan teknologi mitigasi bencana berbasis data dan riset.


“Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan membuka pintu selebar-lebarnya untuk kolaborasi. Kita perlu membangun jembatan yang kokoh antara akademisi, pemerintah, dan komunitas. Data dan inovasi dari kampus harus menjadi darah yang mengalir dalam nadi kebijakan pembangunan dan penanggulangan bencana,” tegasnya.


Menutup sambutannya, Syaiful mengajak seluruh peserta simposium untuk menjadikan SIGER 2025 sebagai momentum aksi nyata dalam membangun daerah yang tangguh dan cerdas menghadapi bencana.


“Mari kita jadikan simposium ini bukan hanya sebagai ajang diskusi intelektual, tetapi juga titik tolak untuk aksi nyata,” pungkasnya.


Simposium SIGER 2025 ini diharapkan dapat melahirkan kolaborasi lintas sektor dan ide-ide inovatif dalam pemanfaatan teknologi geomatika untuk mendukung sistem manajemen bencana yang lebih adaptif dan berbasis data di Indonesia. (Arya)