15:52:39 DBFMRadio.id : Kalianda - Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto menerima kunjungan Tim Penilai Sosialisasi dan Evaluasi Indeks Inovasi Daerah (IID) Kemendagri, di Aula Krakatau, kantor bupati setempat, Kamis (09/09/2021).
Dalam sambutannya Nanang Ermanto mengatakan, kehadiran tenaga ahli Kemendagri merupakan suatu program kerja, pencapaian kerja bagaimana tim mensosialisasikan program kerja tersebut ke desa yang tidak pernah terprogram di Pemkab Lamsel.
"Secara administrasi dan pendataan tidak pernah ada kepedulian, padahal pekerjaan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para staf di lingkungan Pemkab Lamsel", keluh Nanang.
Menurut Nanang, suatu kinerja menjadi acuan utama dalam menilai kelayakan suatu pegawai dalam menduduki suatu jabatan. Untuk itu, dirinya mengingatkan kepada para PNS untuk selalu mengembangkan diri dan mau menciptakan inovasi dan kreativitas.
“Dengan adanya Indeks Inovasi Daerah tugas dari Balitbang, Asisten, Inspektur dan BKD untuk melihat dan menilai bagaimana kinerja para pejabat Pemkab Lamsel pada masing-masing OPD", tegasnya
Dengan mengikuti sosialisasi ini, diharapkan bisa merubah pola pikir untuk menjadi revolusi mental, bagaimana merubah pola pikir yang lama menjadi pola pikir percepatan teknologi dan perkembangan zaman.
“Target kita bagaimana Kabupaten Lampung Selatan bisa masuk 10 besar nasional. Mudah-mudahan pada pagi hari ini kita ada perbaikan perubahan pola pikir untuk membagun Kabupaten Lampung Selatan yang kita cintai ini,” harapnya
Sementara ditempat yang sama, Tenaga Ahli Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, Isman mengatakan, inovasi bukan benda real namun lebih kepada proses dan metode.
"Bagaimana kita mengeksekusi program kegiatan itu dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien. Misalnya dulu pakai 10 meja, sekarang cukup 3 meja. Dulu 10 orang terlibat, sekarang operatornya 3 orang. Anggaran 10 juta bisa 1 juta,” jelasnya
Isman juga menyampaikan, bahwa di era revolusi industri 4.0, pertumbuhan pembangunan di daerah harus digerakkan secara transisi, serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
“Ketika berfikir inovasi, maka kita harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk. Jadi bagaimana menyeret orang dari zona nyaman ke zona tidak nyaman. Kalau tidak berubah, kita akan tertinggal", katanya menutup.(db-bngpsp-aap).