DBFMRadio.id - Enam ekor ular sanca hasil evakuasi petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Lampung Selatan dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di kawasan Gunung Rajabasa, Kecamatan Kalianda, Selasa (14/10/2025). Pelepasliaran ini dilakukan bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III.
Kepala Dinas Damkarmat Lampung Selatan, M. Sefri Masdian, mengatakan bahwa seluruh ular tersebut sebelumnya diamankan berdasarkan laporan warga di beberapa titik di Kecamatan Kalianda. Setelah melalui proses evakuasi dan pengamanan, satwa liar itu kemudian diserahkan kepada BKSDA untuk dikembalikan ke alam bebas.
“Seluruh ular ini merupakan hasil laporan masyarakat. Setelah kami amankan, semuanya diserahkan kepada BKSDA untuk dikembalikan ke habitatnya agar ekosistem tetap seimbang,” ujar Sefri saat prosesi serah terima ular kepada Polisi Hutan SKW III BKSDA Bengkulu, Suhairul, di kantor Damkarmat Lampung Selatan.
Sefri juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap keberadaan hewan melata di lingkungan permukiman. Ia menegaskan bahwa habitat alami satwa liar seperti ular semakin menyempit akibat pembangunan dan pembukaan lahan, sehingga mendorong hewan-hewan tersebut mencari makan ke area rumah warga.
“Pemilik rumah sebaiknya rajin membersihkan halaman, menutup lubang di pondasi rumah, dan menghindari tumpukan kayu atau batu. Kolam ikan juga sebaiknya dibersihkan secara berkala karena bisa menjadi tempat bersembunyi ular,” jelasnya.
Sementara itu, Polisi Hutan SKW III BKSDA Bengkulu, Suhairul, menuturkan bahwa lokasi pelepasliaran dilakukan di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Way Pisang, Gunung Rajabasa. Kawasan tersebut merupakan habitat alami berbagai jenis satwa liar, termasuk ular sanca.
“Akan kami lepas di kawasan KPH Way Pisang Rajabasa. Beberapa kali kami juga melakukan pelepasan di sana, mulai dari ular hingga monyet. Karena memang itu wilayah dan habitat mereka,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, pemerintah daerah bersama BKSDA berharap masyarakat semakin peduli terhadap pelestarian satwa liar serta turut menjaga keseimbangan alam. Upaya pelepasliaran ini juga menjadi langkah nyata dalam pelestarian ekosistem dan pengurangan potensi konflik antara satwa dan manusia di wilayah Lampung Selatan. (Arya)