DBFMRadio.id : Jakarta -Selama menghadapi pandemi di tahun 2020 dalam penanggulangan Covid-19, pemerintah memfokuskan pada upaya peningkatan kuantitas dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan pasien covid-19 dapat ditangani dengan baik dan sesuai standar World Health Organitation (WHO).
Menurut Juru bicara Pemerintah Satgas Penanganan Covid 19, Wiku Adi Sasmito, hingga saat ini terdapat 940 rumah sakit rujukan covid 19 dengan 45.023 tempat tidur di ruang isolasi.
Pemerintah juga terus berupaya untuk melakukan upaya penanganan Covid 19 sekaligus juga memulihkan sektor perekonomian yang terdampak oleh pandemi ini.
"Penanganan Pandemi dan pemilihan sektor perekonomian merupakan dua hal yang harus dilaksanakan secara berhati-hati, dan menjadi Fokus utama pemerintah selama tahun 2020" terang Wiku Adi Sasmito, pada keterangan pers Covid 19, refleksi 2020 dan menuju 2021, Kamis (31/12/2020).
Prinsip yang selalu dipegang pemerintah adalah pembukaan sektor perekonomian di tengah pandemi covid 19 selalu berpedoman pada protokol kesehatan dan ketentuan terkait lainnya yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan
"Protokol kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat juga terus dipantau oleh Satgas penanganan covid 19, baik di tingkat pusat maupun daerah Melalui aplikasi perubahan perilaku. Upaya monitoring ini merupakan hal yang penting untuk mengetahui tingkat kepatuhan masyarakat dan memetakan wilayah wilayah yang masih perlu ditingkatkan kedisiplinannya terhadap protokol kesehatan" katanya.
Wiku Adi Sasmito menambahkan, data yang dihasilkan dari monitoring digunakan untuk meningkatkan efektivitas upaya penegakan disiplin melalui operasi yustisi protokol kesehatan, yang dilakukan oleh Satgas di berbagai daerah.
Didukung Distribusi APD
Penanganan covid 19 yang dilakukan selama tahun 2020, terus Wiku, juga didukung dengan distribusi alat dan material kesehatan untuk memastikan perlindungan kepada dokter tenaga kesehatan dan juga seluruh masyarakat yang berjuang melakukan kegiatan penanganan terhadap covid 19 di seluruh wilayah Indonesia.
Diketahui, hingga tanggal 29 Desember 2020 pemerintah telah mendistribusikan alat material kesehatan yang terdiri dari Alat Pelindung Diri (APD) masker bedah, masker N95, medical glove, portable ventilator, rapid test, reagen PCR dan reagen RNA ke berbagai wilayah Indonesia.
"APD Sebanyak 9,7 juta unit, masker medis sebanyak 25,1 juta, unit masker N95 sebanyak 7,8 juta unit, portable ventilator sebanyak 1.310 unit, Rappid test sebanyak 1,1 juta unit, reagen PCR sebanyak 5,8 juta unit, dan reagen RNA sebanyak 3,8 juta unit" rinci dia.
Program PEN Terealisasi 72,3 %
Disamping bidang kesehatan, penanggulangan Covid-19 juga menopang perekonomian untuk bertahan dan pulih pada masa pandemi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Hingga tanggal 23 Desember 2020 lalu progres realisasi program pemulihan ekonomi nasional atau PEN sudah mencapai Rp. 502,71 triliun atau 72,3% dari total Rp.695,2 triliun selain ditujukan untuk pembelian sektor perekonomian alokasi anggaran juga fokus pada bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat yang terdampak pandemi covid 19" terang Wiku lagi.
Kasus Positif Terus Meningkat
Pada bagian lain, Wiku Adi Sasmito juga menjelaskan, kasus positif Covid-19 pada 31 Desember 2020 terjadi penambahan 8.074. Diakuinya, sejak awal pandemi kasus positif terus mengalami peningkatan yang signifikan, kematian cenderung meningkat namun tingkat kesembuhan juga terus meningkat secara signifikan.
"sejak awal pandemi telah tercatat 735.124 Konfirmasi positif, 603.741 kesembuhan atau 82,12% dan 21.944 kematian atau 2,9% kedepannya kita harus memiliki target untuk mencapai 100% kesembuhan dan menekan angka kematian" tegas Wiku.
Sementara kasus positif di tingkat kabupaten kota sangat bervariasi perlu menjadi perhatian pada 27 kabupaten kota yang masih memiliki lebih dari 1000 kasus aktif, sedangkan kapasitas testing Indonesia terus mengalami peningkatan namun masih fluktuatif.
"Pernah mencapai 96,35% dari target WHO namun di minggu ini turun menjadi 83,31% pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat harus terus berupaya untuk meningkatkan terus kinerja ini." katanya.
Selama 10 bulan ini terlihat bahwa zona risiko tingkat kabupaten kota semakin bergeser kearah zona orangnye, namun sejak beberapa minggu terakhir ini, zona merah cenderung fluktuatif dan zona hijau semakin sedikit jumlahnya.
Misi ini tidak akan terwujud jika pemerintah dan masyarakat tidak bersinergi Untuk sama-sama mengerahkan upaya penanganan secara totalitas dalam menekan angka kasus aktif dan kematian serta mendongkrak angka kesembuhan.
"Dibulan ke-11 kita akan pernah Mmelakukan gebrakan, zonasi cenderung ke zona hijau kita sudah banyak belajar selama 10 bulan, sehingga tidak ada yang tidak mungkin, sehingga Indonesia didominasi zona yang lebih aman" tutup Wiku Adi Sasmito.(db-bnpb-aap).