DBFMRadio, Jakarta: Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional melakukan Inovasi Teknologi untuk merespon pandemi COVID 19, berupa alat kesehatan (Alkes) Ventilator yang telah melalui pengujian. Pengujian itu dilakukan terhadap 4 prototipe ventilator dan dilakukan uji klinis, diharapkan pertengahan mei ventilator produksi indonesia tersebut di rilis.
Menristek / Kepala BRIN Bambang PS Brojonegoro mengatakan, ventilator ini diproduksi oleh mitra industri Menristek dari BUMN dan swasta, dan selama ini ventilator belum pernah diproduksi di Indonesia.
"Selama ini tidak ada industri yang membuat ventilator tapi kita bisa bekerja sama dengan beberapa BUMN dan Swasta untuk memproduksi ventilator tersebut dan empat prototipe ventilator yang sudah melalui proses pengujian, saat ini sedang uji klinis, pertengahan bulan ini sudah bisa dirilis" terang Bambang PS Brojonegoro saat Live Telepressconverence di sekretariat GTPPC 19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Utan Kayu Jakarta Timur, Minggu (3/4/2020).
Empat Prototipe Ventilator yang di uji klinis di Badan Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) berasal dari ITB, UI, BPPT dan dari salah satu perusahaan swasta PT, Dharma diharapkan dapat memenuhi kebutuhan alat kesehatan, khususnya untuk penanggulangan COVID 19.
Saat ini lanjut Menristek, kita membutuhkan ventilator kurang lebih seribu untuk jenis CPRP (Continuous Positif Rw Pressure) sekitar 668 ventilator jenis Ambu Bag produksi BPPT, yang dapat dipakai untuk ruang gawat darurat atau Emergency Room. Sedangkan sebagian dari Ventilator lainnya dapat digunakan untuk pasien yang berada di ruang obsevasi.
"Kedepannya kita akan mengembangkan juga ventilator yang nantinya bisa dipakai di ruang Intensif Care Unit (ICU) yang tentunya memerlukan beberapa bulan untuk mengembangkan teknologi sehingga suatu saat bisa memproduksi ventilator untuk Ruang Gawat Darurat" sambung Mentri lagi.
Pada bagian lain, Menristek / Kepala BRIN Bambang PS Brojonegoro juga mengatakan, selain ventilator dan tes kid, Kemenristek juga mempermudah GTPPC 19 dalam melakukan pengujian dalam skala besar dengan berinovasi membuat Laboratorium berjalan, untuk pengujuan PCR (Polymerase Chain Reaction) atau Reaksi Berantai Polimerase sebuah teknik atau metode perbanyakan DNA tanpa menggunakan organisme.
"Kami juga ingin memudahkan proses atau membantu pemerintah dan gugus tugas untuk melakukan pengujian dalam skala massal, salah satu inovasi yang kami coba kenalkan adalah Mobile Laboratory BSL Dua yakni laboratorium yang saat ini dipakai untuk penguji PCR dan biasanya berlokasi kalau tidak di rumah sakit di universitas maupun di beberapa Poly Kesehatan "jelas Bambang PS.
Sementara itu, informasi yang dihimpun dbfmradio.id, dari Media Center GTPPC 19, hingga Pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang telah diberlakukan dengan menggunakan PCR real time, 112.965 spesimen dari 83.012 orang. Sedangkan konfirmasi positif bertambah 349 orang, sehingga menjadi 11.192 orang.
Namun demikian untuk Konfirmasi positif sembuh ada 211 orang sehingga menjadi 1876 orang. Sementara kasus konfirmasi positif COVID 19 meninggal, bertambah 14 orang, menjadi 845 orang.
Untuk kasus Orang Dalam Pantauan (ODP) ada 236.369 orang, PDP 23.130 orang, dan sudah 326 Kabupaten yang terdampak di 34 Provinsi. (FMB9 / db-aap). [audio src = "gambar / pemutar / LAB.mp3"]