DBFMRadio.id : Jakarta, Terkait dengan sistem pengawasan dan penegakan disiplin protokol kesehatan, sebagai upaya promotif dan preventif dalam menangani Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 meluncurkan aplikasi digital, karena perubahan perilaku perlu penangan lebih serius.
Aplikasi inovatif ini, hasil kolaborasi Bidang Data dan IT bersama Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, dengan Sistem Bersatu Lawan Covid-19 dirancang untuk menghasilkan data secara real time, terintegrasi, sistematis, interoperabilitas, dan melibatkan koordinasi antar dan lintas sektor.
Pada talkshow “Covid-19 Dalam Angka: Aplikasi Monitoring Perubahan Perilaku” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta, Kamis (29/10/2020) yang menghadirkan narasumber Ketua Bidang Perubahan Perilaku Sosial Dr. Sonny Harry B Harmadi, SE, ME , terungkap, saat ini sudah terdaftar 17.300 dari 28.000 Duta Perubahan Perilaku Sosial (DPPS), yang bertugas mengedukasi masyarakat dengan beberapa sasaran seperti penyuluh KB , pendamping desa dan yang lain.
"Kami sebut sebagai Duta perubahan perilaku, mereka melakukan edukasi kepada masyarakat, sudah kita training kemudian mereka harus mengedukasi ada beberapa target sasaran seperti petugas lapangan, penyuluh KB, pendamping desa dan seterusnya" terang Dr. Sonny Harry B Harmadi.
Menurt dia, para Duta ini harus menemui door to door dengan target keluarga yang mahasiswa menemui Key Opinion Leader (tokoh kunci) , atau sebuah komunitas dan melakukan edukasi, seperti Pesantren, Kantor Desa atau Kantor Institusi bagkan rumah makan.
"Selain mereka mengedukasi, mereka juga melaporkan hasil atau feedback atau respon masyarakat terhadap edukasi yang diberikan, ada beberapa kemungkinan, menolak, menerima atau berkomitmen akan menjalankan dan harus menjadi teladan perubahan perilaku." lanjut Dr. Sonny.
Disamping itu, para Duta memonitoring dalam kerumunan dan mencatat berapa yang memakai masker berapa yang tidak, baik di skala RW, kelurahan, kecamatan dan Kabupaten dan melaporkan melalui aplikasi dengan memfoto di tempat yang sama.
Sementara Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dr.Dewi Nur Aisyah mengatakan, aplikasi perubahan perilaku sosial ini fungsinya menerima laporan yang diolah untuk memantau kondisi di 514 kabupaten kota, sampai yang terkecil untuk memutus mara rantai penularan Covid 19, di bagian hulu.
"Pelaksanaan monitoring kesehatan ini tidak membedakan Warna zonasi apapun, karena ini adalah sebuah kebiasaan baru yang semuanya harus belajar jadi semua tetap harus kita pantau kepatuhan yang ada di sana" terang Dr. Dewi.
Sasaran yang ingin dicapai dengan Aplikasi digital ini adalah, bagaimana kondisi di lapangan mampu membantu untuk memutus mata rantai penularan dari satu orang ke orang yang lain, dan warna zona hanya bersifat sementara begitu abai warnanya akan berubah dengan sendirinya.(db-bnpb-aap).