05:57:20 DBFMRadio.id : Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional -BKKBN- bekerja sama dengan Komite Nasional Pengendalian Tembakau -Komnas PT- Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia -PKJS-UI- dan Fatayat Nahdlatul Ulama, Kamis (20/1/2021) menggelar webinar “Sosialisasi Pemahaman Hubungan Perilaku Merokok dan Stunting untuk BKKBN Perwakilan Provinsi dan Tim Pendamping Keluarga -TPK-
Menurut Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan -Litbang- BKKBN Muhammad Rizal Martua Damanik, dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang Sehat cerdas dan produktif serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, percepatan penurunan stanting menjadi keharusan dalam RPJMN tahun 2020-2024 pemerintah telah mentargetkan pada 2024 angka stanting turun menjadi 14 persen.
Berdasarkan data studi status gizi balita di Indonesia tahun 2021, lanjut Martua Damanik, tren prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan penurunan. Namun angka prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih menempati peringkat ke 108 dari 132 negara.
"Trend prevalensi stunting di Indonesia menunjukkan penurunan, namun demikian angka prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, menempati peringkat ke 108 dari 132 negara yang diurutkan berdasarkan prevalensi stunting balita terendah hingga tertinggi" rinci MRM Damanik.
Sementara pembicara lain dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Bernie Endyarni Medise, menjelaskan ada kaitan antara perilaku merokok dengan kejadian stunting pada anak sejak dalam masa kandungan, yaitu orang tua perokok menyebabkan secondhand smoke yang memberi efek langsung pada tumbuh kembang anak.
"Ada kaitannya (perilaku merokok dengan Stanting), bahkan saat masih dikandung. Asap rokoknya, memberi efek langsung pada tumbuh kembang bayi" jelas dia.
Sedangkan dari sisi ekonomi, rokok juga menghabiskan sebagian pendapatan keluarga. Menurut peneliti PKJS-UI Risky Kusuma Hartono, penelitian PKJS-UI tahun 2018 menunjukkan peningkatan pengeluaran rokok, yang dibarengi oleh penurunan pengeluaran makanan sumber protein dan karbohidrat, yang tentu saja akan memiliki dampak jangka panjang terhadap kondisi stunting anak.(@Ng).