DBFMradio.id : Jakarta- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga Senin (18/1) telah terjadi 31 kali gempa dengan Magnitudo 5.9 dan 6.2 serta 4.2 dirasakan di Mamuju.
Untuk memantau lebih jauh tentang gempa, BMKG juga telah memasang perangkat informasi diseminasi di Posko Penanggulangan Bencana sehingga Satgas PB Mamuju dan Majene yang ada di Posko dapat menerima informasi sesegera mungkin
"Kami telah memasang perangkat informasi diseminasi di Posko Penanggulangan Bencana sehingga Satgas PB Mamuju dan Majene yang ada di Posko dapat menerima informasi sesegera mungkin, kurang lebih dalam waktu sekitar 2-3 menit" jelas Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG - Rahmat Triyono, pada video perss conference langsung dari Posko Penanganan Darurat Gempa Bumi Sulawesi Barat di Kompleks kantor Gubernur Sulbar, Senin (18/1/2021).
Setelah kejadian gempa, lanjut Rahmat Triyono, bisa dihitung dan diharapkan dapat menjadi acuan masyarakat di Mamuju dan sekitarnya dalam memperoleh informasi, misalnya gempa tidak potensi tsunami sehingga tidak membuat keresahan yang lebih pada masyarakat di Mamuju.
Rahmat Triyono juga memahami, setiap kali kejadian bencana seperti ini bisa saja terjadi informasi simpang siur yang akan menimbulkan keresahan pada masyarakat. Untukdiketahui, gempa Mamuju dan Majene, sangat berbeda dengan gempa Palu, karena aktivitas pergerakan sesar antara Mamuju dan Palu sangat berbeda.
"Gempa Palu pergerakan sesarnya kurang lebih sekitar 35 mm/tahun sementara di Mamuju dan Majene mungkin sekitar 10- 15 mm/tahun." rinci Rahmat Triyono.
Sementara Deputi pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dedi Kurniawan mengatakan, dalam penanganan gempa Sulawesi Barat ini BNPB bersama dengan Kementerian lembaga terkait seperti Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU PR, BMKG dan Komisi Perlidungan Anak Indonesia (KPAI) Kementerian Pendidikan Nasional serta Basarnas TNI dan Polri.
"Kami semuanya datang untuk mendukung apa yang terjadi di Sulawesi Barat Kami juga mengkoordinasikan berbagai elemen masyarakat termasuk relawan dari seluruh Indonesia yang saat ini kami himpun dalam satu koordinasi Desk Relawan, ada sekitar 33 organisasi relawan yang sudah hadir di Sulawesi Barat dari berbagai tempat di Indonesia" rinci Dedi Kurniawan.
Analisis di Media, Jadi Berita Hoax di Sosial Media.
Sedangkan Karo Ops Polda Sulawesi Barat, Kombespol Muhammad saw Helmi mengatakan, gempa Sulawesi barat ini, terjadi dua gempa yaitu pada tanggal 14 Januari sore, kemudian di tanggal 15 pagi dini hari yang kekuatannya lebih besar daripada hari sebelumnya.
Dengan adanya dua kejadian yang berturut-turut ini kemudian muncul analisa-analisa di media atau bahkan juga berkembang kemudian menjadi Berita Hoax di sosial media.
"Hal ini menyebabkan masyarakat Mamuju banyak terpengaruh dengan informasi tersebut ini kemudian juga yang memperlambat pemulihan atau normalisasi kehidupan masyarakat di Sulawesi Barat. Kami melihat sampai dengan hari ini ke 3, kegiatan perekonomian masih belum berjalan." Jelas Kombespol Helmi.
Belum pulihnya perekonomian di Mamuju dan Majene, lanjutnya akan menimbulkan persoalan tersendiri sebab masyarakat harus memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, Polda Sulbar mengupayakan untuk pengusaha ritel yang berada di Sulawesi Barat untuk bisa kembali segera memulai aktivitasnya dan hari ini sudah ada 2 unit toko Alfamidi yang telah beroperasi.
"Kami Juga masih tunggu manajemen alfamaret harapan kami tentunya dengan operasionalnya ke 2 unit toko ini ya bisa membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari" harapnya.
BNPB Terus Lakukan Pendistribusian Logistik
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati dalam keterangan pers yang diterima dbfmradio.id Selasa (19/1/2021) mengatakan, BNPB terus melakukan pendistribusian bantuan pascagempa M6,2 di Sulbar dengan rincian Rapid Test Antigen (SD Biosensor) sebanyak 1.000 test, tenda keluarga 17 unit, selimut 19 lembar, light tower 1 unit, genset 5 KVA 1 unit, kasur lipat Florence 20 pcs, velbed 20 unit, tenda pengungsi 2 unit, tenda pengungsi 5 unit, tenda keluarga 10 unit, selimut 250 lembar, kasur lipat 100 pcs, matras 200 pcs, sarung 250 lembar, sleeping bag 50 pcs, tenda indomaret 20 set dan tenda gulung 200 lembar.
Disamping itu, lanjut Raditya Jati, BNPB telah melakukan pendistribusian bantuan logistik pascagempa M6,2 yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat dalam beberapa tahap atau sortie pada Senin (18/1) melalui udara menggunakan helikopter.
"BNPB mengirimkan bantuan sortie kedua yang terdiri dari 4 set tenda isolasi, 8 set tenda pengungsi, 22 paket lauk pauk, 9 paket makanan siap saji, 30 paket makanan tambahan gizi, 37.000 pcs masker kain dan 60 dus mie sagu." terang dia.
Selanjutnya bantuan sortie ketiga via Palu terdiri dari 4 set tenda isolasi, 16 box tenda pengungsi, 22 koli lauk pauk, 9 koli makanan siap saji, 30 koli makanan tambahan gizi, 37 koli masker dan 60 box mie sagu. Kemudian bantuan sortie ketiga via Mamuju terdiri dari 4 set tenda isolasi, 30 koli genset, 5 koli lampu, 20 koli velbed, 20 koli lauk pauk, 30 koli makanan siap saji, 20 koli makanan tambahan gizi, 40 koli masker, 2 box antigen dan 20 koli mie sagu.(db-kapusdatinbnpb-aap).