(dbfmradio.id) - Jakarta : Bulan Ramadhan 1441 Hijryah/2020 Masehi bersamaan dengan pandemi Covid 19 dan masyarakat mengalami perubahan pola konsumsi yang awalnya offline menjadi online bahkan diprediksi  "Stay At Home Economy" akan menjadi trend di masa yang akan datang.


Menteri Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Teten Masduki, saat Live Telepresconverence di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 (GTPPC) di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta Timur, mengatakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) salah satu sektor yang paling terdampak terutama sektor mikro dan ultra mikro yang mayoritas dari UMKM, E- commerce atau penjualan secara online sekarang merupakan sebuah solusi bagi UMKM.


"Nah, E- commerce atau penjualan secara online sekarang merupakan sebuah solusi bagi UMKM yang masih bisa menjalankan usahanya untuk tetap dapat memasarkan produknya sesuai dengan protokol pencegahan Covid 19" ujar Teten Masduki, Selasa (28/4/2020).


Riset lPM UI menunjukkan, lanjut Teten Masduki, UMKM yang berpotensi dalam masa sekarang ini adalah UMKM pangan yang memproduksi produk produk herbal natural buah buahan sayur sayuran yang baik untuk kesehatan dan daya tahan tubuh.


"Selain itu, UMKM yang menyediakan makanan praktis mudah diolah dan dapat disimpan lama seperti prozen food rendang bumbu bumbuan dan lain lain" tukas Teten Masduki.


Arahan Presiden Jadi Pegangan GTPPC 19


Sementara ditempat yang sama, dalam waktu hampir bersamaan, Jurubicara Pemerintah GTPPC 19, Acmad Yurianto mengatakan, GTPPC 19 ditugaskan untuk mengkoordinasikan seluruh kementerian, lembaga, masyarakat, dan dunia usaha mengatasi covid 19, sesuai harapan Presiden untuk membendung penyebarannya, menjadi bagian gugus tugas baik didaerah maupun pusat.


"Gugus tugas, ditugaskan untuk bersama sama terpadu terkoordinasi dalam rangka untuk mengatasi Covid 19 yang sekarang sedang kita hadapi oleh karena itu arahan Presiden di dalam kaitan untuk membendung penyebaran Covid 19, menjadi pegangan bagi gugus tugas baik yang berada di pusat maupun yang berada di daerah" terangnya.


Beberapa arahan tersebut di antaranya adalah pengujian sampel harus dilaksanakan secara masif dengan pelajaran yang agresif dan diikuti oleh isolasi yang ketat, untuk memutus rantai penyebaran dengan cara menemukan kasus positif dan kemudian melakukan isolasi agar tidak menular pada orang lain


Oleh karenanya, tegas Acmad Yurianto, Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit, selalu menelusuri kontak positif Covid 19 dan orang yang dicurigai cukup dekat atau Orang Dalam Pemantauan (ODP).


"Seluruh Dinas Kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit melaksanakan upaya penelusuran kontak dari sekitar 9 rubu positif dan telah menemukan lebih dari 200 ribu orang dengan riwayat kontak yang dicurigai cukup dekat kemudian kita kategorikan sebagai Orang Dalam Pemantauan atau (ODP)" Pinta Achmad Yurianto.


Diketahui, diantara 200.000 lebih itu ada hampir 10 % atau 20.000 yang menunjukkan gejala gejala Civid 19, dan akan dilakukan penelusuran dan pengujian sehingga diharapkan, semua orang dengan gejala Covid 19 yang memiliki riwayat kontak dengan kasus positif yang ada bisa dilakukan pemeriksaan.


Berdasarkan data hingga hari ini, Selasa (28/4/2020) terjadi penambahan 415 pasien Covid-19. Penambahan itu menyebabkan total ada 9.511 kasus Covid-19 di Indonesia, sejak pasien pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.


"Kasus positif bertambah, 415 orang jadi per hari ini ada 9.511 orang," tutup A. Yurianto. (FMB9/db-aap).