DBFMRadio.id – Petani Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, mendapat angin segar dalam upaya meningkatkan hasil panen padi. Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) bersama 12 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) memperkenalkan pupuk ramah lingkungan berbasis biochar.
Inovasi ini berupa Slow Release Fertilizer (SRF) atau pupuk lepas lambat yang dirancang agar unsur hara tidak cepat habis diserap tanah. Pupuk ini dibuat dari arang sekam padi, tanah liat, dan air secukupnya, sehingga nutrisi dilepaskan sedikit demi sedikit.
Dengan cara kerja tersebut, pemupukan menjadi lebih hemat, ramah lingkungan, dan tidak bergantung penuh pada pupuk kimia.
Kepala Desa Merak Batin, Aldin, menyambut baik inovasi tersebut dan melibatkan 12 kelompok tani untuk mengujicobakan pupuk biochar. Ia berharap desanya bisa menjadi contoh penerapan teknologi pertanian berkelanjutan.
“Kami berharap Merak Batin bisa jadi desa percontohan, sehingga petani tak hanya panen lebih banyak, tapi juga tanah tetap subur dalam jangka panjang,” ucap Aldin.
Selain memberikan penyuluhan, Tim Itera juga menyerahkan alat peletizer agar petani dapat memproduksi pupuk sendiri.
Dr. Edwin Rizki Safitra, dosen Itera yang memimpin kegiatan, menegaskan bahwa langkah ini penting untuk menjawab kebutuhan beras nasional yang terus meningkat.
“Pertanian padi harus dijaga keberlanjutannya, dan kuncinya ada pada pemakaian pupuk yang ramah lingkungan,” katanya.
Melalui kolaborasi kampus dan masyarakat, Itera menargetkan teknologi SRF menjadi pintu masuk bagi petani untuk lebih akrab dengan inovasi, sekaligus menjadikan pertanian desa sebagai model pertanian modern yang ramah lingkungan. (Arya)