DBFMRadio.id : Jakarta - Vaksin menjadi satu-satunya harapan dalam penanganan kasus COVID-19. Tingkat keamanan dan keefektifannya juga menjadi faktor yang dijaga dengan ketat.
Untuk mengemban tugas penting ini, dibutuhkan sosok yang berpengalaman untuk mengawal proses pengembangan dan uji klinis vaksin COVID-19.
Adalah Prof. Kusnandi Rusmil, dengan pengalamannya melakukan 26 uji klinis vaksin sepanjang karir profesionalnya, Guru Besar Kesehatan Anak Universitas Padjadjaran Bandung ini didapuk menjadi Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19.
Tanggung jawab yang disematkan kepadanya ini, tak lepas dari perjuangannya dalam meniti karir di dunia kesehatan. Lelaki paruh baya kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat ini, menamatkan pendidikan dokter pada 1976 dan merintis karirnya mengabdi di pelosok Lampung selama 8 tahun, dan realita menampakkan betapa kompleks permasalahan kesehatan anak-anak saat itu. Apalagi, vaksin belum berkembang dengan baik.
Dalam keterangan tertulis media-kpcpen@covid19.go.id yang diterma dbfmradio.id Rabu (12/11/2020), setelah sempat pulang kampung ke Sumatera Barat dan merampungkan pendidikan spesialis, Prof. Kusnandi lantas kembali ke Unpad untuk menjadi tenaga pengajar pediatri sosial. Dalam mata kuliah, sepsialis imunisasi.
Jarak antara Unpad dan PT Bio Farma yang berdekatan, juga membuat ilmu Prof. Kusnandi banyak digunakan dalam persiapan produksi berbagai macam vaksin. Nyaris seluruh produk vaksin yang dikembangkan Bio Farma adalah racikannya.
Harus kita akui, Kasus Positif Corona Virus Disieses (COVID) 19, semakin hari kian bertambah, yang membuat tenaga medis bekerja extra keras.
Betapa tidak Berdasar data dari Satgas Penanganan Covid 19 Pada Rabu (11/11/2020) 34 Provinsi di Indonesia mengalami penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 3.770, sehingga total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 448.118 kasus. Data ini terkonfirmasi setelah memeriksa 39.341 spesimen sampai dengan pukul 12.00 WIB.
Melihat peningkatan ini para ahli medis sampai-sampai tidak bisa istirahat, mungkin ada yang ketiduran sambil duduk, rebahan dilantai rumah sakit dan nyender di dinding, karna kelelahan yang mereka alami, tapi mereka selalu semangat untuk menyembuhkan para korban, tanpa rasa pantang menyerah, mereka korbankan waktunya demi saudara sebangsa dan setanah airnya.
Melihat ini sepantasnya lah kita apresiasi para pejuang Covid 19, yang sudah mengorbankan waktunya demi bangsa ini, menjauhi keluarga, semoga mereka selalu diberi kesehatan, atas jasa mulianya ini.
Beban berat yang dipikul para pejuang Covid 19 ini nampaknya terus berlanjut, terbukti di Lampung saat ini tidak lagi memiliki daerah berstatus zona hijau Covid-19.
Sebelumnya, Mesuji adalah satu-satunya daerah zona hijau di Lampung. Mesuji sempat berstatus zona hijau selama 21 hari sejak 21 Oktober 2020.
Status tersebut karena tidak ada penambahan kasus sejak 16 September 2020. Kemudian ditemukan 1 kasus pada 8 November dan 2 kasus pada 10 November lalu. Saat ini total kasus konfirmasi positif di Mesuji berjumlah 13 kasus.
Status zona ditentukan oleh Satgas Covid-19 Nasional dengan sejumlah acuan antara lain epidemiologi, surveilans, dan fasilitator kesehatan. Untuk menjadi zona hijau suatu daerah wajib tidak memiliki penambahan kasus selama 14 hari.
Sedangkan status zona merah saat ini hanya berada di Bandar Lampung. Sementara daerah berstatus zona kuning antara lain Lampung Barat, Tulangbawang Barat, Way Kanan, Mesuji, dan Pesisir Barat.
Sementara 9 daerah lainnya saat ini masih berstatus zona oranye. Antara lain Lampung Tengah, Tulangbawang, Tanggamus, Pringsewu, Metro, Lampung Selatan, Lampung Utara, Lampung Timur, dan Pesawaran.(db/kpcpen-aap).