12:53:44 DBFMRadio.id : Jakarta - Mobile Journalism -Mo Jo-  merupakan bentuk dari digital story telling yang dipakai untuk membuat dan mengedit audio visual dengan perangkat ponsel.


"Kerangka berpikir inti dari mobile journalism,  reporter dilatih dan diberikan perlengkapan untuk bisa membuat konten audio visual yang berkualitas secara personal." Ujar Staff Khusus Menkominfo Rosarita  Niken Widiastuti, pada Virtual Workshop Tehnis Mobile Journalism - Produksi Konten Audio visual menggunakan Smartphone Selasa (2/11/2021).



Bedanya dengan  media mainstream, lanjut Niken,  harus meliput, nengolah dan proses  verifikasi oleh redaktur.  Namun Mo Jo, hanya perlu perencanaan yang matang, dan konten langsung bisa di upload, namun selalu chek and recheck.


"Kalau media mainstream kita harus meliputi dulu, diolah dulu, kemudian ada verifikasi, tetapi kalau Mo Jo,  perlu ada perencanaan terlebih dahulu,  juga harus memperhatikan tanggung jawab dalam setiap upload informasi." Terang Dirut LPP RRI 2010-2015 ini.


Jangan sampai isinya memprovokasi, ujaran kebencian atau hoax atau berita bohong dan lain sebagainya.  Karena tentu sebelum membuat Mo Jo kita harus cek &  ricek terlebih dahulu.


Untuk itulah, lanjut Niken Widyastuti, Kemenkominfo menyiapkan agenda pelatihan mobile journalism,  bertajuk Masa Depan Mobile Journalism di Era Digital.


"Program ini bertujuan untuk membekali masyarakat khususnya generasi muda di bidang komunikasi dan informasi,  terkait dengan mobile journalism,  melalui latihan yang intensif agar  mampu membangun pemahaman keterampilan kreativitas dan kapasitas literasi digital bagi masyarakat." tandas Niken.


Diforum yang sama COE  AJP MEDIA - Apni Jaya Putra menjelaskan, profesi Mo Jo adalah sebagai Jurnalis, visual storyteller, fotografer dan konten kreator. Seorang Mo Jo juga harus pandai  memilih cerita, mengedit konten baik Audio maupun visualnya.(db-ytbkmnkmnf-aap).