DBFMRadio.id : Jakarta, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hingga bulan Oktober, dimasa Pandemi Covid 19, daya beli masyarakat masih belum pulih.


Tantangan pada sektor ekonomi ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun. Daya beli yang melemah, diakibatkan oleh pendapatan masyarakat yang menurun, salah satunya disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja, karena perusahaan tidak mampu bertahan menghadapi masa pandemi. Namun, pandemi membawa beberapa perubahan perilaku pada kebiasaan konsumen dalam bertransaksi.



Pada Talkshow Pergeseran kebiasaan bertransaksi dalam masa pandemi, Tim Komunikasi Publik Satgas Penangan Covid 19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Investment Senator WBAF G-20 Muliandy Nasution mengatakan, dari segi perilaku bisnis dan investasi, dimasa pandemi Covid 19 ini, dunia usaha melakukan pergeseran dan memunculkan pengusaha baru, sementara pengusaha lama bergeser ke privating bisnis.


"Kalau menurut saya dari segi perilaku bisnis dan investasi sebenarnya yang kita lihat itu adalah bukan tidak bertahan tetapi akan melakukan pergeseran atau harus lebih kreatif, karena pandemi Civid 19 menghasilkan pengusaha-pengusaha baru yang tadinya korban korban PHK mau tidak menjadi pengusaha dan pengusaha lama pun mau tidak mau beralih privating bisnis" terang Muliandy Nasution, Selasa (3/11/2020).


Begitu pula dari segi pemasaran, Menurut Muliandy, tidak hanya konsumen yang melakukan pergeseran cara bertransaksi tapi pengusaha pun akan melakukan pergeseran, baik usahanya maupun pemasarannya, dari offline menjadi online, menyesuaikan kebiasaan baru.



Muliandy mencontohkan, didunia Fashion, yang sebelumnya memproduksi pakaian jadi, berubah memproduksi masker. Termasuk Pengusaha Weding Organizer (WO), menggelar pesta pernikahan secara online.


"Kita lihat misalnya di dunia kreatif, dunia fashion banyak sekali yang tadinya buat baju pengantin, tiba-tiba sekarang jadi bikin masker begitu Juga weding organizer, mengemas pernikahan secara virtual." jelasnta lagi.



Sementara narasumber lain, Hadi Nainggolan Pengurus BPP HIPMI/Bidang Keuangan & Perbankan, mengakui memang perilaku bertransaksi terjadi pergeseran, yang paling menonjol adalah penggunaan mobile banking yang semakin meningkat.


"Kita melihat memang terjadi sebuah pergeseran yang sangat signifikan di masa pandemi covid. Bagaimana perilaku orang bertransaksi dan yang paling menonjol itu adalah terlihat ya penggunaan mobile banking itu semakin meningkat" katanya.


"Jadi kita bisa lihat itu adalah ukurannya downliader, yang mendownload aplikasi-aplikasi terkait tentang mobile banking itu semakin tinggi yang kedua juga menggunakan internet banking dan transaksi online dan sebagainya." sambung Hadi Nainggolan.


Hadi Nainggilolan menambahkan, fenomena ini (pergeseran) lebih disebabkan untuk menghindari kontak secara langsung yang pada akhirnya, bermigrasi secara signifikan.


"Data yang terakhir kita lihat itu hampir kenaikannya 480% orang mengkonversi yang biasa bertransaksi secara manual secara konvensional biasa sudah masuk ke digital" pungkasnya.(db-fbbnpb-aap).