DBFMRadio.id – Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio DBFM 93.0 Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan kembali menggelar ruang dialog seputar potensi pertanian daerah. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Padi Biosalin: Solusi Pertanian di Lahan Suboptimal dan Peluang untuk Generasi Muda”, Senin (10/11/2025).
Dalam talkshow tersebut, DBFM menghadirkan dua narasumber, yakni Jalu Albantani, pemuda peduli dunia pertanian, serta Dr. Sigit Apriyanto dari Universitas Indonesia Mandiri (UIM). Acara dipandu oleh host Indria Cika Aprilia dan disiarkan langsung melalui akun media sosial resmi DBFM Radio.
Mengawali perbincangan, Jalu Albantani menjelaskan bahwa padi biosalin merupakan varietas unggul yang dirancang untuk tumbuh di lahan salin atau berkadar garam tinggi, seperti wilayah pesisir. Varietas ini menjadi solusi tepat bagi pertanian di lahan suboptimal karena memiliki ketahanan terhadap hama wereng batang coklat serta penyakit hawar daun.
“Kemarin kami sudah melakukan uji coba di lahan eks tambak, Alhamdulillah hasilnya sangat baik. Dari satu hektare lahan, bisa menghasilkan sekitar enam ton gabah,” ujar Jalu.
Ia juga menyoroti potensi besar lahan tidak produktif di Kabupaten Lampung Selatan yang mencapai ratusan hingga ribuan hektare dan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi biosalin.
Lebih jauh, Jalu mengajak generasi muda untuk tidak memandang pertanian sebagai pekerjaan kuno, melainkan sebagai peluang usaha masa depan yang strategis dan menjanjikan.
“Dulu pertanian dianggap pekerjaan orang tua. Sekarang saatnya pemuda jangan jadi penonton, tapi ikut jadi pelaku usaha pertanian. Ini bagian dari kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan nasional,” tegasnya.
Jalu menambahkan, hasil budidaya padi biosalin terbukti menguntungkan dan bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat pesisir.
“Pemuda harus mengubah mindset tentang pertanian. Justru di tangan anak muda, pertanian akan melahirkan inovasi dan nilai tambah,” imbuhnya.
Sementara itu, Dr. Sigit Apriyanto menekankan bahwa pengembangan padi biosalin telah melalui proses riset mendalam oleh sejumlah pakar teknologi pertanian. UIM, katanya, siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memperluas penerapan inovasi ini mulai dari pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi.
“Pertanian dan ketahanan pangan tidak bisa dipisahkan. Kami di UIM berkomitmen mendukung program pemerintah dalam pengembangan teknologi pertanian, termasuk padi biosalin, agar bisa diimplementasikan lebih luas,” terang Dr. Sigit.
Ia juga menyoroti pentingnya peran generasi Z dalam pertanian modern berbasis digitalisasi, karena masa depan sektor pangan bergantung pada kreativitas dan partisipasi mereka.
“Pertanian Gen Z ini adalah tanggung jawab bersama. Dunia riset dan teknologi harus bersinergi dengan semangat muda agar sektor pertanian tetap maju dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, padi biosalin memiliki keunggulan utama dibanding padi biasa, yakni kemampuan beradaptasi terhadap kadar garam tinggi di lahan pesisir. Selain tahan terhadap hama dan penyakit, varietas ini juga menjanjikan produktivitas tinggi, sehingga menjadi inovasi potensial bagi penguatan ketahanan pangan di Kabupaten Lampung Selatan. (Arya)