DBFMRadio.id : Jakarta, Seiring berjalannya waktu, dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan mengacu pada teori Hierarki Kebutuhan Maslow, yang beranggapan kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. Sehingga yang menjadi tantangan diera digitalisasi saat ini adalah kebutuhan pshikhology seperti makan, minum, pakaian dan tempat tinggal.


Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Widodo Muktiyo mengatakan, setelah kebutuhan dasar baru keamanan hingga aktualisasi dan diera digitalisasi saat ini berubah total, mementingkan batery dan Wi-Fi, jika tidak ada keduanya baru merasakan kesulitan.


"Saat ini berubah total, yang paling penting itu adalah baterai yang kedua wi-fi jadi pada saat kita ini punya listrik dan punya wi-fi itu seolah dunia selesai paling tidak kita bisa tahan, tapi kalau kita tidak punya wi-fi tidak punya listrik 10 menit 20 menit saja kadang-kadang kita Kesulitan" ujar Widodo Muktiyo dalam webinar Disiplin Protokol Kesehatan Kunci Kalahkan Covid-19, Kamis (17/9/2020).



Pada Webinar yang diselenggarakan Asosiasi LPPL Radio - TV Indonesia,  Dirjen Widodo juga menilai komunikasi publik menjadi kata kunci mengalahkan Covid 19, dan perkembangan tehnologi dimanfaatkan untuk hal hal yang positif.


"Ini tehnologi perkembangan yang kita manfaatkan dan untuk positif, ini bagus sekali jadi ini tuntutan peradaban kekayaan yang saya kira Bapak Ibu sekalian akan menjadi terbiasa karena memang aktif" Jelasnya lagi.



Widodo Muktiyo juga mengatakan, Kominfo punya banyak media komunikasi publik, dan telah mengkonsolidasi TVRI, RRI dan LKBN Antara. Tidak saja itu, di Media Sosial juga punya indonesia.go.id, indonesiabaik.id ada juga fmb9 (Forum Merdeka Barat 9 : red) di facebook, Instagram dan tweeter.


"Kita punya banyak media termasuk itu mengkonsolidasi dengan TVRI, RRI dan Kantor Berita Antara tapi di dunia medsos ya kita punya indonesia.co.id indonesiabaik.id kita punya kita punya fmb9 dan seterusnya" ujardia.



Sementara, pada kesempatan yang sama Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan, sebelum muncul virus corona, dulu pernah muncul virus mematikan seperti Severe Acute Respirotary Syndrome (SARS) yang pertama kali mewabah di China pada tahun 2002, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang pertama kali muncul di Timur Tengah pada tahun 2012.


Corona Virus Disiese (COVID) 19 Ini adalah mutasi dari kedua virus tersebut. Menurut dr. Reisa, SARS-Cov-2 adalah virus korona yang mengakibatkan infeksi pernapasan COVID-19, adalah mutasi dari SARS-Cov-1, dan type virus ini sangat mudah bermutasi hingga menyebabkan pandemi dan Covid 19 ini senenarnya sudah diperkirakan sejak lama dan tidak ada yang tahu apakah nanti akan muncul SARS-Cov-3, tentu tidak diharapkan.


"Sudah diperkirakan sudah siap kemudian ini kenapa bisa sampai ya karena dalam waktu singkat sudah tercipta pandemi ini yang menginfeksi seluruh dunia, sudah lebih dari 29 juta orang yang terkonfirmasi positif dan lebih dari 930.000 orang meninggal, dalam kurun waktu 7 bulan" jelas dr Reisa.


Sedangkan di Indonesia yang terkonfirmasi positif hingga Rabu (16/9/2020) ada 228.000 lebih jiwa.


"Mengapa Virus Corona mudah sekali menyerang? jadi saya mau membawa ke bassicnya lagi, bahwa sivirus ini ( Covid 19) numpang hidup di paru-paru kita di bagian yang paling kecil paru" pungkasnya.(db/aap-alpplrt).