DBFMRadio.id : Jakarta -Mencegah terjadinya kluster keluarga. Era pandemi COVID-19 memberi tantangan tambahan kepada perempuan, baik ibu rumah tangga maupun perempuan pekerja , hampir semua perempuan harus menjalankan beban yang berlipat ganda, dan mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat terbatasnya ruang gerak karena anggota keluarga harus bekerja dan bersekolah dari rumah.


"Selain menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, peran perempuan memang penting di masa pandemi COVID-19, mulai dari memastikan semua anggota keluarga menjalankan protokol keselamatan dan keamanan COVID19, menjaga kesehatan mereka, menemani anak dalam pembelajaran dari rumah, sampai menjadi garda terdepan untuk mencegah penyebaran informasi palsu dan berita Hoax."ujar Doktor Dewi Nur Aisyah, ketua bidang data dan teknologi informasi Satgas covid 19, Selasa (5/1/2021).


Penyebaran virus Corona di antara anggota keluarga memang menjadi kekhawatiran baru di tengah pandemi covid 19 ini keluarga ini terjadi ketika salah satu anggota keluarga terinfeksi kemudian menularkan ke anggota keluarga lainnya.



Doktor Dewi Nur Aisyah, pada Podcast "Perempuan Melawan Pandemi" bertajuk mencegah terjadinya kluster keluarga, juga mengatakan, saat ini mobilitas orang sudah nyarsi sama seperti sebelum pandemi, meski sudah menerapkan Kebiasaan Baru dan protokol kesehatan, namun tidak dapat dipungkiri banyak keluarga yang rentan untuk menjadi Cluster keluarga.


"Kluster keluarga ini adalah salah satu cluster yang memang menyumbangkan angka yang cukup tinggi pada kasus covid-19, penyebabnya adalah, karena keluarga sangat menerapkan protokol kesehatan, dan di dalam rumah tentu akan lebih tinggi kemungkinannya tertular saat salah seorang anggota keluarga yang terinfeksi." terus ya Dewi Nur Aisyah.


Berdasarkan data Satgas penanganan covid 19, dari 4 Juni hingga 8 Desember 2020 lanjut Dewi Nur Aisyah, di DKI Jakarta 40,1% cluster keluarga ada 5 ribu 252 dari total kasus 42 ribu 19 orang.



Sedangkan di Wisma Atlet berdasarkan survei sekitar 7% orang yang tertular tidak pernah keluar rumah artinya kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah atau mungkin orang yang berkunjung ke rumahnya, sehingga terjadi penularan, Meskipun tidK keluar rumah telah terinfeksi dari orang terdekat.


Lain dari itu, lanjut doktor Nur, data lain menunjukkan pada saat libur panjang data di DKI Jakarta menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan untuk kluster keluarga karena telah berpergian pada libur panjang dan kembali kerumah kemudian menyebarkan kepada anggota keluarga yang lain.


"saat libur panjang umur juga ya menunjukkan bahwa peningkatan pengguna untuk hari kluster keluarga, setelah bepergian dan kembali kerumah menyebarkan kepada anggota dewan keluarganya"tutup Dwi Nur Aisyah.(db/bnpb-aap).