20:09:49 DBFMRadio.id : Jakarta - Dalam melaksanakan sidang isbat Kementerian Agama selalu menggunakan dua metode yang satu sama tidak dapat  terpisahkan.


Metode tersebut, menurut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, adalah metode hisab (dengan cara perhitungan)  dan metode rukyat (dengan cara melihat langsung keberadaan hilal).


"Untuk kita pahami bersama,  bahwa dua metode ini,  baik metode hisab maupun metode rukyat,  bukanlah dua metode yang diperhadapkan atau yang dipertentangkan. Karena  keduanya adalah metode yang saling melengkapi satu sama lain" tegas Menag Yaqut, pada press confrence virtual  dari Kantor Kemenag di Jakarta,  usai sidang isbat, Minggu (1/5/2022) petang.



Oleh karena itu,  seorang perukyat harus menguasai hisab, karena tanpa hisab  tidak bisa merukyat dengan baik.  Begitu juga hisab,  sebagai sebuah hal yang sifatnya informatif tentang posisi ketinggian hilal, 
kemudian dirukyat.


Melalui Kanal YouTube Kementrian Agama, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemerintah,  melalui Kementerian Agama selalu menggunakan kedua metode ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kedua metode ini untuk saling melengkapi satu sama lain.


"Informasi hitungan hisab,  telah dikonfirmasi dengan laporan sejumlah petugas Kementerian Agama di daerah yang kita tempatkan di 99 tempat titik rukyat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. 


Oleh karena itu,  berdasarkan hisab  posisi hilal seluruh ufuk serta laporan hilal yang sudah terlihat,  secara mufakat sidang isbat menetapkan bahwa  1 Syawal 1443 Hijriyah jatuh pada hari Senin,  (2/5/2022)  masehi.


"inilah hasil sidang isbat yang baru saja kita laksanakan dan kita sepakati bersama dan tentu kita berharap mudah-mudahan dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam di Indonesia dapat merayakan idul Fitri secara bersama-sama" Harap Menag Yaqut mengakhiri keterangan persnya.(db-ytbkemenag-aap).