16:47:02 DBFMRadio.id : Jakarta - Tanggal 14 Februari tidak hanya diperingati sebagai Hari Valentine, namun di Indonesia tanggal ini juga diperingati sebagai Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air - PETA-  yang dianggap sebagai salah satu cikal bakal Tentara Nasional Indonesia -TNI-.


Tentara PETA yang terdiri dari para pemuda Indonesia ditugaskan untuk mempertahankan Pulau Jawa, Bali, dan Sumatra dari serangan Sekutu yakni koalisi antara Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Belanda. Namun, pasukan PETA di Batalyon Blitar yang digawangi Supriyadi melakukan pemberontakan pada 14 Februari 1945.


Menurut Walikota Blitar Santoso, pada Talkshow Nasional Is Me bertajuk Spirit Of Peta, Senin (14/2/2022),  untuk menghormati jasa Supriyadi,  Pemerintah Kota Blitar saat ini sedang fokus membangun museum PETA Supriyadi, yang saat ini sedang dalam proses perencanaan.



"Kota Blitar sangat konsen dalam rangka membangun museum Supriyadi yang saat ini sudah dalam proses perencanaan.  Insya Allah  kita mendapatkan bantuan 2 Tank dan  1 morter  dari TNI angkatan darat angkatan laut,   hari ini sedang dalam  perjalanan menuju ke Kota Blitar dan nantinya akan ditempatkan di museum PETA Supriyadi" terang Santoso.



Narasumber lain pada Talkshow kerjasama Heratline Nettwork dan indonesiapersadaID, yang dipandu Presenter Yohana Elizabeth dari Radio Heartline FM Jakarta dan Erva Yuradi Abdi Persada FM Kota Blitar,  dosen Universitas Pertahanan RI Kolonel Laut Lukman Yudho Prakoso mengatakan, agar tidak tertinggal dengan bangsa lain, budaya literasi kita harus mencetak penulis sejarah dan untuk itu,  Universitas Pertahanan RI, akan membuka  program studi Sejarah Pertahanan dan Militer.


"Dari arahan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Universitas Pertahanan RI akan membuka prodi Sejarah Pertahanan dan Militer untuk mencetak penulis sejarah Pertahanan dan Militer" ujar Kolonel laut Lukman Yudho Prakoso.


Prodi ini lanjut Lukman, dimaksudkan agar  kita bisa menulis sejarah tentang Bangsa Indonesia, karena tulisan sejarah yang ada  saat ini adalah hasil karya penulis asing, karena diakui Lukman, ini menunjukkan  budaya literasi kita sangat tertinggal dengan bangsa lain.


"Saya akui, budaya literasi kita sangat tertinggal dengan bangsa lain" aku dia.(@Ng).