DBFMRadio.id — Di sudut Jalan Sinar Laut, Kelurahan Way Urang, Kecamatan Kalianda, hidup seorang pria sepuh yang tetap tegar dalam menjalani hidup. Namanya Guntur, seorang bapak tua yang setiap hari memanggul dagangan pempek dan menjajakannya keliling dari lorong ke lorong, dari gang ke gang, bahkan dari kantor ke kantor di lingkungan Pemkab Lampung Selatan demi menyambung hidup di usia senja.
Dengan langkah yang perlahan namun penuh semangat, Guntur memulai aktivitasnya sejak pagi hari. Modalnya tak besar, hanya berkisar antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu setiap harinya. Dari hasil berjualan itu, ia mampu meraih keuntungan sekitar Rp50 ribu uang yang ia gunakan untuk makan, membeli kebutuhan sehari-hari, dan memenuhi kebutuhan hidup seorang diri.
"Ya beginilah, Mas. Saya hidup sendiri. Dari pempek inilah saya bisa makan, bisa terus hidup," ujar Guntur dengan suara pelan namun bersahaja saat ditemui di sela-sela ia beristirahat di bawah rindangnya pohon pinggir jalan.
Meski usianya tak muda lagi, Guntur tak pernah menyerah atau berharap belas kasihan. Ia menolak untuk mengemis dan justru memilih untuk tetap bekerja keras dengan menjual pempek yang ia buat sendiri dengan cita rasa sederhana namun khas. Setiap pembeli yang mencicipi pempeknya tak hanya menikmati makanan, tapi juga merasakan ketulusan dari sosok penjualnya.
Tak jarang, warga sekitar yang mengenalnya merasa tergerak untuk membantu, entah dengan membeli dagangannya, atau sekadar memberikan minuman untuk menemaninya beristirahat.
"Pak Guntur itu rajin sekali. Walaupun sudah tua, semangatnya luar biasa. Setiap hari keliling bawa pempek, tidak pernah ngeluh," tutur seorang warga sekitar.
Kisah Guntur bukan hanya tentang pempek, tapi tentang keteguhan hati, kemandirian, dan semangat hidup yang tak lekang oleh waktu. Ia menjadi gambaran nyata bahwa dalam keterbatasan, manusia tetap bisa bertahan dengan kerja keras dan ketulusan.
Di tengah kehidupan yang semakin modern dan cepat, Guntur adalah pengingat bahwa ketekunan, kesederhanaan, dan kejujuran tetap memiliki tempat yang mulia. Kisahnya patut menjadi inspirasi bahwa harapan tak pernah pupus, selama ada kemauan untuk berusaha. (Arya)