DBFMRadio.id, Lampung Selatan – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak dan Keswan) Kabupaten Lampung Selatan menyalurkan sebanyak 3.000 butir telur di empat kecamatan sebagai bagian dari program Gerakan Makan Sehari Telur (GEMA SEDULUR), Kamis (10/7/2025).
Program ini menyasar balita berisiko stunting dengan tujuan meningkatkan asupan gizi dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Bantuan telur tersebut berasal dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Central Avian Pertiwi (CAP) dan disalurkan secara bertahap melalui jaringan Puskesmas di Kecamatan Kalianda, Sidomulyo, Rajabasa, dan Way Panji.
Kepala Disnak dan Keswan Lampung Selatan, Ir. Rini Ariasih, mengatakan bahwa GEMA SEDULUR merupakan bentuk kolaborasi konkret antara pemerintah daerah dan pihak swasta dalam rangka penanggulangan stunting, yang juga selaras dengan visi kepemimpinan Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama.
“Melalui GEMA SEDULUR, kami berharap asupan gizi balita bisa meningkat secara signifikan. Telur merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan dalam masa pertumbuhan. Ini langkah konkret kami dalam menekan angka stunting di Lampung Selatan,” ujar Rini.
Adapun rincian distribusi telur adalah sebagai berikut:
- Puskesmas Kalianda: 125 butir untuk 5 anak,
- Puskesmas Way Urang: 1.100 butir untuk 44 anak,
- Puskesmas Rajabasa: 50 butir untuk 2 anak,
- Puskesmas Sidomulyo: 1.175 butir untuk 47 anak,
- Puskesmas Way Panji: 450 butir untuk 18 anak.
Distribusi dilakukan dengan melibatkan petugas gizi dan kader posyandu di masing-masing wilayah, agar bantuan tepat sasaran dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga penerima.
Rini juga menyampaikan harapannya agar program GEMA SEDULUR bisa terus berlanjut dan diperluas cakupannya.
“Program ini diharapkan terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak balita di wilayah lain yang juga membutuhkan dukungan gizi tambahan,” pungkasnya.
Program GEMA SEDULUR menjadi bagian dari strategi penurunan angka stunting di Lampung Selatan melalui pendekatan intervensi gizi spesifik yang langsung menyasar kelompok paling rentan, yakni balita dalam masa emas pertumbuhan. (Indah/Siska)