DBFMRadio.id : Sorong - Terumbu karang disamping sebagai rumah bagi ikan dan biota laut lainnya, juga bermanfaat dalam mengurangi dampak pemanasan global.


Terumbu karang, bahkan menjadi media pembelajaran peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kemanusiaan, sedangkan secara ekonomi dapat menjadi sumber obat-obatan dan objek pariwisata dan manfaat lainnya.


Hal itu dikatakan Asinten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Papua Barat, Malkias Warinusa Irsye Simbar pada Kick Off Coral Reef Rehabilitation and Managrment Program - Triangle Initiative (COREMAP CTI) Melestatikan Terumbu Karang Untuk Kesejahteraan Masyatakat, di Sorong Papua Barat, Jum'at (13/11/2020).



Malkias Warinusa juga mengatakan, untuk mencapai tujuan pelestarian terumbu yang berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat dan generasi penerus bangsa telah dilakukan pemerintah pusat diantaranya dengan diterbitkannya undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang perikanan dan perubahannya pada undang-undang nomor 45 tahun 2010 serta undang-undang nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan perubahannya.



Sementara untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya Kelautan dan Perikanan secara pelestarian terumbu karang di Papua Barat, lanjut Malkias, termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah - RPJMD- Papua Barat tahun 2017 2022 dan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah - RTRW- Prov Papua Barat tahun 2013 2033 menetapkan kawasan konservasi dalam beberapa kriteria.


"RTRW Provinsi Papua Barat tahun 2013- 2033 menetapkan kawasan konservasi Provinsi Papua Barat terdiri dari beberapa kriteria diantaranya margasatwa laut kepulauan Raja Ampat, Pulau Papua dan kepulauan taman wisata alam laut dan beberapa tempat lainnya" terang Malkias Warinusa, Jum'at $13/11/2020).



COREMAP CTI yang dibuka oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Kepala Bappenas Suharso Monoarfa ini, merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk menjaga kelestarian sumberdaya terumbu karang, ekosistem terkait, dan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.


Suharso menuturkan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang, tak hanya bagi Indonesia, namun juga dunia. Pelestarian terumbu karang juga menjadi salah satu upaya mendorong visi menjadi poros maritim dunia.


"Dengan luas sebaran hingga 25 ribu km persegi, terumbu karang Indonesia menjadi rumah bagi 39 persen jenis ikan karang dunia dan paling banyak di Raja Ampat dan Laut Sawu, NTT" jelas Mentri.


COREMAP-CTI, terus Suharso, merupakan pilot project yang dilaksanakan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) di empat provinsi, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.


Fokus proyek ini mengelola dan memanfaatkan ekosistem terumbu karang serta kawasan konservasi perairan. Dalam pengelolaan proyek,  Indonesia mendapatkan hibah dari Bank Dunia sebesar 6,2 juta dolar AS dan Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar 5,2 juta dolar AS.(db-ytbbappenas-aap)