DBFMRadio.id :Jakarta - Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pepatah ini agaknya penting kita lakukan di masa pandemi COVID-19 ini. Tak perlu biaya mahal untuk pencegahan penyebaran virus Corona- lakukan 3M dan jalankan protokol kesehatan dengan disiplin.


Jika sudah divonis positif COVID-19, tidak hanya berdampak pada kesehatan dan psikologi, tapi juga kerugian ekonomi.


Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia - Prof. Hasbullah Thabrany mengatakan, tabungan yang seharusnya digunakan untuk masa depan keluarga, juga bisa terkuras untuk biaya berobat. Rata-rata biaya rawat itu untuk 15 hari. Dari data berbagai rumah sakit, ada yang sampai 194 hari di rumah sakit.


“Bisa dibayangkan kalau satu hari seseorang bisa memperoleh (penghasilan) Rp. 1 juta, berarti Rp194 juta (kehilangan pendapatan). Itu belum biaya berobat, biaya berobat rata-rata Rp184 juta,” terang Prof. Hasbullah Thabrany, pada forum Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dengan Tema ‘Perhitungan Rugi-Rugi Kena Penyakit’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).


Prof. Hasbullah juga mengatakan, meski perawatan COVID-19 ditanggung oleh negara, namun masyarakat diharapkan sadar bahwa biaya tersebut juga merupakan uang rakyat melalui APBN.


“Janganlah kita berperilaku memboroskan uang bersama, uang publik, uang negara itu uang kita bersama. Nah, ini bagian yang mesti kita pahami bersama, perubahan perilaku. Karena sebetulnya kita bisa kendalikan hawa nafsu untuk berkumpul,” pintanya.


Dalam keterangan tertulis media-kpcpen@covid19.go.id yang diterima dbfmradio.id Rabu (18/11/2020) dia mengatakan jika seseorang sudah dinyatakan positif COVID-19, maka sudah pasti tidak dapat bekerja dan belajar.


Hal ini juga akan menimbulkan ketidakmampuan untuk mendapatkan upah atau pendapatan dan kemungkinan besar dapat kehilangan pekerjaan.


Pencegahan COVID-19 ditegaskannya sangatlah mudah dan murah. Masyarakat cukup melakukan disiplin protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.


“3M itu modalnya kan cuman masker, ganti-ganti masker berapa sih. Mencuci tangan hanya butuh 30 detik saja, itu cukup bunuh kuman. Berapa biayanya? Tidak banyak, sangat murah, mungkin satu hari tidak sampai 5 ribu,” tukasnya.


Bagikan Tangki Cuci Tangan


Dalam pada itu, Fraksi PDIP DPRD Lampung Selatan dan DPRD Lampung membagikan Tangki cuci tangan berikut sabun dan tisu diseiumlah pasar di Lampung Selatan, untuk membantu dalam antisipasi pencegahan meluasnya wabah COVID19.


Ketua DPRD Lamsel Hendri Rosyadi mengatakan, Sejumlah pasar yang sudah mendapat tangki cuci tangan antara lain, Pasar Kalianda, Bakauheni, Sidomulyo, Palas, Candipuro, Tanjung Bintang dan Natar.


“Untuk tahap pertama 7 pasar di 7 kecamatan dulu, Kalianda, Pasar Bakauheni, Sidonulyo, Pasar Palas, Candipuro, Tanjung Bintang dan Pasar Natar” terang Hendri Rosyadi.


Secara bertahap, lanjutnya akan disebar lagi tangki cuci tangan ke sejumlah pasar di 17 Kecamatan di Lampung Selatan, karena menurut Hendry pasar potensi terjadinya kerumunan dimana virus akan lebih cepat menyebar jika tidak ditangkal.


“Nanti seluruh Kecamatan akan mendapat (tangki air) ada 17 Kecamatan, kenapa pasar, karena pasar sangat rawan penyebaran Virus Corona” tutup Hendri (db/medkcppen-aap).