DBFMRadio.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia pada periode 3–6 Oktober 2025. Fenomena ini dipicu oleh keberadaan Siklon Tropis Matmo yang terpantau di Laut Filipina pada posisi 14.6°LU 127.6°BT.
Dalam keterangan resminya, Jumat (3/10/2025), BMKG menjelaskan bahwa siklon tersebut memengaruhi pola angin di wilayah Indonesia. Angin di bagian utara umumnya bergerak dari Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan 8–25 knot, sementara di bagian selatan umumnya bertiup dari Timur Laut hingga Tenggara dengan kecepatan 12–20 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten, dan Laut Natuna Utara,” tulis BMKG.
Kondisi atmosfer tersebut berpotensi memicu gelombang dengan ketinggian bervariasi:
Gelombang 1,25 – 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Bali, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, Selat Malaka bagian utara, Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru bagian timur, Laut Sulawesi bagian timur, dan Samudra Pasifik utara Maluku.
Gelombang sangat tinggi 2,5 – 4,0 meter berpotensi melanda Samudra Hindia barat Aceh, barat Kepulauan Nias, barat Kepulauan Mentawai, barat Bengkulu, barat Lampung, serta perairan Samudra Hindia selatan mulai dari Banten, Jawa, Bali, NTB hingga NTT.
BMKG mengingatkan, gelombang tinggi ini dapat membahayakan keselamatan pelayaran. Jenis kapal yang paling berisiko terdampak antara lain:
- Perahu nelayan, bila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m.
- Kapal tongkang, bila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m.
- Kapal ferry, bila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m.
- Kapal kargo/pesiar, bila kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” imbau BMKG.
Dengan kondisi cuaca laut yang dinamis ini, BMKG merekomendasikan nelayan, operator transportasi laut, hingga wisata bahari untuk menunda aktivitas berisiko tinggi serta selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca resmi dari BMKG. (Arya)