DBFMRadio, Kalianda : Kru DBFM Radio dan Siswa PKL dari SMKN 1 KALIANDA dan SMKN 2 Kalianda semakin tertarik mempelajari dunia Jurnalistik, pada pelatihan Jurnalistik dan Penyiaran, yang kali ini menghadirkan Jurnalist RRI Bandarlampung Yudhi Ardianta yang juga Kepala Bidang (Kabid) Pemberitaan RRI Bandar Lampung.
Yudhi Ardianta mengawali karirnya tahun 1984 di RRI Palembang. Saat itu, priya berkumis ini mencoba melamar pekerjaan di RRI, Penerimaan berkas lamaran kerja masih terpusat yaitu pada dinas tenaga kerja lalu di salurkan ke masing-masing Instansi.
"Awalnya saya tamat SMA tahun 1984 saya waktu itu rajin mencari lowongan kerja di Dinas tenaga kerja, dulu di tahun 1983-1984 setiap pencari kerja itu harus menggunakan kartu kuning, kita lihat apakah disana ada penerimaan kerja karena semuanya terpusat di tahun 1984" cerita Yudhi (16/1/2020).
kemudian, lanjut dia, di dinas tenaga kerja kota Palembang ada penerimaan ada tiga lembaga waktu itu Departemen Penerangan, TVRI dan RRI.
"akhirnya saya melamar ke RRI dan penyerahan berkas waktu itu langsung ke dinas tenaga kerja lalu di salurkan ke masing-masing instansi" tambahnya.
Menurut Yudhi Ardianta pelaksanaan tes RRI tidak sama dengan Instansi lain, seperti bagaimana cara kita membawakan suatu acara dengan menggunakan tiga bahasa yaitu bahasa indonesia bahasa inggris dan bahasa daerah, bagaimana membaca berita buletin berita dengan bahasa indonesia dan inggris, wawancara dan psikotes.
"Tes di RRI waktu itu tidak seperti instansi lain kita tes di situ bagaimana kita cara membawakan suatu acara jadi acara itu misalnya kita sebagai penyiar bagaimana menghantar sebuah lagu atau menghantarkan sebuah acara dengan menggunakan bahasa indonesia bahasa inggris dan bahasa daerah" terang Yudhi yang mengawali karirnya sebagai reporter.
"Kemudian di tes lagi bagaimana membaca berita buletin berita dengan bahasa indonesia dan bahasa inggris terus ada wawancara kemudian ada psikotes nah itulah waktu itu saya coba alhamdulillah saya dapet panggilan" sambung dia.
Yudhi Ardianta di terima menjadi PNS pada tahun 1985, Pada awalnya beminat menjadi penyiar ternyata di tempatkan di bidang pemberitaan, tidak memiliki dasar sama sekali di bidang penyiaran maupun jurnalis tidak membuatnya mudah menyerah dengan kemauan belajarnya yang tinggi akhirnya dia bisa menjadi seperti sekarang ini. 
"Tahun 1985 akhirnya saya diangkat jadi PNS di RRI kemudian kepengennya waktu itu menjadi penyiar ternyata saya di tempatkan di bidang pemberitaan padahal basic saya waktu itu bukan penyiar bukan jurnalis karena saya tamat sma ips jadi tidak ada basicnyalah sama sekali cuma saya belajar ya alhamdulillah sampai sekarang". Tambahnya.
Dalam awal perjalanan karirnya banyak kesulitan yang dia temui karena tidak mempunyai basic jurnalis sama sekali, belajar membuat berita radio yang singkat padat dan jelas dapat dia kuasai setelah beberapa bulan, untuk memperdalam ilmu jurnalistik Yudhi Ardianta memutuskan untuk kuliah.
"Dalam dunia jurnalistik pada saat saya awal-awal di pemberitaan itu pertama saya basicnya tidak ada untuk jurnalistik kedua saya tidak tahu jurnalistik itu hewan seperti apa jadi setiap saya pada saat di pemberitaan saya disodorkan koran oleh senior-senior dulu dan saya harus mengubahanya kedalam berita radio yang singkat padat dan jelas dan maksimal lima paragraf, setelah sekian bulan itu ya alhamdulillah saya sudah bisa menjadu seorang jurnalis yang pada akhirnya saya tahu kemudian terus saya kuliah". Terangnya lagi.
Harus Mudah Dipahami.
Menurut dia, berita radio yang bagus harus sesuai dengan unsur-unsurnya dan kategorinya yaitu singkat jelas dan padat, harus mudah dipahami, berita yang aktual dan harus menyelesaikan suatu informasi secara jelas, tidak membuat berita yang berisi opini sehingga dapat meresahkan masyarakat.
"Ya banyak sih kriteria berita radio itu berita radio itukan sesuai dengan unsur-unsurnya dan kategorinya singkat jelas padat, harus mudah dipahami dan masalah peristiwa yang diangkat harus aktual, peristiwa-peristiwa itulah yang di tunggu oleh pendengar karena peristiwa itukan tidak mungkin hanya sekali jadi mereka menunggu seperti apa kelanjutan peristiwa tersebut, tidak membuat opini yang kemudian membuat orang menjadi tidak jelas dan resah" jelasnya lagi
Kata Yudhi untuk membuat berita radio yang baik tentunya harus memperbanyak refrensi, perbanyak belajar dengan orang-orang yang mengerti di bidang tersebut, memberanikan diri untuk pergi kesuatu peristiwa yang dapat diangkat menjadi suatu informasi yang menarik yang bisa kita buat dalam berbagai bentuk seperti news feature, buletin berita, majalah udara, laporan dari peristiwa dan juga reportase.
"Jadi temen-temen di DBFM Radio ini kita harus banyak refrensi, bagaimana kita membuat suatu informasi yang benar-benar menjadi perhatian pendengar dan bila perlu berita kita menjadi acuan dari media lain, jadi perlulah kita banyak belajar dengan orang-orang senior yang sudah mengerti dan jangan takut kita terus coba pergi ke suatu peristiwa atau menggali hal-hal peristiwa yang lain yang dapat diangkat menjadi berita yang menarik yang dapat di buat dalam berbagai jenis berita kan di radio itu banyak ada news feature, buletin berita, majalah udara, laporan dari peristiwa dan reportase". Jelasnya lebih lanjut.
Ilmu yang di berikan oleh Yudhi Ardianta ini diharapkan dapat dipahami dan kembangkan oleh para Kru DBFM Radio karena dengan berjalannya waktu ilmu komunikasi akan terus berkembang, belajarlah berkomunikasi untuk mendapatkan informasi yang bagus untuk di sampaikan kepada khalayak, Pesan Yudhi.
"Ya mudah-mudahan memahami apa yang disampaikan dan ilmu-ilmu itu harus berkembang jadi jangan kita terpaku dengan apa yang diberikan karena ilmu komunikasi itu akan terus berkembang, tidak monoton, jadi belajarlah kita berkomunikasi mencari sesuatu yang bagus untuk di sampaikan ke masyarakat". Pungkasnya.(db/ptm).