DBFMinfo (Bandarlampung) : Batik Ikat celup adalah proses membuat motif dan warna pada kain putih polos dengan teknik mengikat dan menutup sebagian kain dengan karet gelang, selanjutnya dicelup pada pewarna kain yang mudah didapat yaitu wantex.


Teknik ikat celup dengan menggunakan berbagai cara pengikatan, bisa menciptakan berbagai pola yang menarik.


Adalah Asnawi, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) SMP Lampung Selatan, mempraktekkan tehnik ini kepada Siswa SMP Negeri 1 Tanjung Bintang.


Menurut Asnawi, tehnik ini dinamai Tie Die, tehnik ikat kemudian ditetesi tinta atau pewarna dengan media kain atau Kaos. Setelah media diikat, kenudian pewarnanya diteteskan kekain. Dijelaskan Asnawi, ada dua tehnik Batik Tie Die ini.


"Tie Die, Setelah media diikat, kemudian pewarnanya kita teteskan kekain, ada dua tehnik Batik Tie Die ini. Yang pertama tehnik ikat tie die, yang kedua ikat celup" terang Asnawi di arena Pekan Raya Lampung 2019, PKOR Way Halim,  Anjungan Lampung Selatan.


 Kreasi Batik Tie Die ini, lanjut Asnawi masuk dalan mata pelajaran motiv ragam hias di Kelas 7. Tehnik membatik ini, untuk menyederhanakan membatik konvensional, yang memerlukan banyak alat dan bahan, seperti chanting untuk nengukir di kain, kompor untuk menanaskan lilin.


"Untuk SMP sebagai mata pelajaran motiv ragam hias di kelas 7, kalau batik yang konvensional, perlu banyak alat, namun tehnik Tie Die dan celup ini sangat sederhana" terang asnawi lagi.  


Tidak saja itu, Asnawi juga mengajarkan tehnik batik Eco Print, membatik tanpa pewarna buatan, namun alami. Caranya dengan merekatkan daun ke media dan dipukul pukul sehingga menghasilkan cetakan dan warna sesuai daun yang di cetak.


"Kemarin kami tawarkan yang namanya Batik Eco Print, membatik dengan pewarba alami, dengan cara merekatkan daun kemedia, kemudian di pukul2 dan menghasilkab warna sesuai warna daun itu" jelas Asnawi.


Namun demikian, hasil karya anak didik SMP Negeri 1 Tanjung Bintang ini belum dikomersilkan. (db)