16:01:23 DBFMRadio.id : Jakarta - Dalam menghadapi bencana kemanusiaan pandemi covid 19  tidak pernah ada pembandingnya,  dalam sejarah,  baru bencana ini sektor kesehatan dan ekonomi harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan.  Bukan hanya skala daerah dan nasional namun skala global.


"Lebih dari 215 negara mengalami hal yang sama,  yang mengharuskan kita bekerja cepat harus inovatif dan juga berkolaborasi dengan semua pihak dengan negara lain dengan lembaga-lembaga internasional. Selain bencana alam, dalam 1 tahun terakhir, ini kita telah diberi pengalaman, diberi pelajaran yang sangat luar biasa,  bukan hanya bencana alam tetapi juga bencana non alam berupa pandemi covid 19"Demikian dikatakan Presiden Joko Widodo, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) penanggulangan bencana, di Istana negara, Rabu (3/2/2021).


Presiden juga  mengapresiasi jajaran BNPB atas dedikasinya dalam menangani dan menyelesaikan krisis saat ini dan harus momentum untuk memperkokoh ketangguhan dalam menghadapi segala bentuk bencana.



"Saya mengapresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran BNPB yang telah mendedikasikan seluruh waktunya bekerja dalam menangani dan menyelesaikan krisis sekarang ini dan pengalaman ini harus kita jadikan sebagai momentum untuk memperkokoh ketangguhan kita dalam menghadapi segala bentuk bencana."ujar Presiden.


Pada bagian lain sambutannya, presiden  mengingatkan  Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana, masuk 35 paling rawan risiko bencana di dunia, baik bencana hidro meteorologi maupun bencana geologi. Dengan kepadatan penduduk mencapai 271.349.889 jiwa, risiko korban bencana juga sangat besar.


Dengan telah disusunnya rencana induk penanggulangan bencana 2020- 2024 yang dituangkan dalam Perpres 87 tahun 2020, terus Presiden,  bukan hanya berhenti dengan memiliki grand design dalam jangka panjang,  tapi grand design itu harus bisa diturunkan dalam kebijakan-kebijakan dalam perencanaan  termasuk tata ruang yang sensitif dan memperhatikan aspek kerawanan bencana.



Setahun Indonesia Rugi Rp. 22,8 triliun.


Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dony Monardo, dalam laporannya menyebut, dalam 1   tahun terakhir telah  menghadapi 3.253 bencana.


"Sejak awal Februari 2020 hingga akhir Februari 2021, telah mengalami 3.253 bencana atau lebih dari  9 bencana/hari, apakah itu gempa,  tsunami, erupsi gunung berapi, banjir dan  banjir bandang,  tanah longsor dan angin puting beliung." Rinci Dony Monardo.


Dony Monardo juga mengatakan, hampir setiap bencana diikuti dengan korban harta benda dan jiwa. Dalam setahun terakhir, kerugian  akibat bencana rata-rata Rp.22,8 triliun dengan  korban jiwa  dalam 10 tahun terakhir rata-rata 1.123 jiwa meninggal.


"melalui pendekatan kolaborasi pentahelix pemerintah bersama dengan akademisi,  dunia usaha, komunitas, relawan dan media terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat individu, keluarga dan masyarakat. Literasi kebencanaan sejak dini senantiasa kita perkuat dalam setiap kesempatan di tingkat bawah,  pemerintah daerah hingga pusat." terang Dony diakhir laporannya.(db-fbbnpb-aap).