(21.23.55) DBFMRadio, Kalianda : Kebudayaan merupakan puncak tertinggi dari nilai-nilai dan norma yang lahir melalui kepribadian yang unik. Perkembangan jaman pada era milenium berdampak pada berkurangnya kecintaan terhadap kebudayaan bangsa indonesia khususnya masyarakat desa.
Menurut Seniman tari jebolan Padepokan Bagong Kusudiarjo Agus Gunawan, masuknya nilai-nilai dari negara lain yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa, perlu peningkatan serta hal-hal yang tujuannya lebih memunculkan kebudayaan lokal sebagai karakter yang sesuai dengan bangsa Indonesia.
"Budaya asing yang masuk, belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa kita, solusinya hanya msmunculkan budaya lokal, kepribadian Indonesia" ujar Agus.
Berawal dari situ, pemilik Rumah Tari Sangishu ini, berupaya mengajak msyarakat untuk kembali menumbuh kembangkan kebudayaan-kebudayaan yg mulai Iuntur tersebut melalui kegialan SRAWUNG SENI SAWAH.
"Kegiatan ini diselenggarakan pagelaran seni yang dilakukan di sawah dengan mengundang seniman. budayawan, maestro tari baik dari daerah Lampung. beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Solo, Klaten, serta USA" terang dia.
Pentas tari Srawung Seni Sawah ini lanjut dia, akan digelar, 9 Januari 2020 di Desa Triharjo. kecamatan Merbau Matnram. kabupalen Lampung Selatan, merupaknn salah satu daerah yang memiliki beragam budaya yang sudah jarang ditemukan, seperti gotong royong dan ritual wiwitan (upacara tanam padi).
"Ya, tanggal 9 Januari nanti, di Merbau Mataram" tukas dia sembari menjelaskan besamya mobilitas masyarakat desa Triharjo serta meningkatnya kebutuhan ekonomi, dengan bekerja di industri dari pada sebagai petani yang notabene sebagai mata pencaharian masyarakat desa Triharjo sebelumnya, kebudayaan menjadi luntur.(db).
(21:43:13)DBFMinfo, Kaluanda : Maksud dan tujuan dilaksanakan Lampung Selatan Fair 2019 adalah dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun kabupaten lampung selatan yang Ke 63, dan untuk mempromosikan pembangunan serta visualisasi potensi prioritas bagi seni budaya serta memberikan hiburan pesta rakyat bagi masyarakat kabupaten lampung selatan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindudtrian Lampung Selatan yang juga ketua panitya Lampung Selatan Fair (LSF) 2019, Yusri dalam laporannya pada pembukaan LFSF 2019, di Stadion Cipta Karya Kalianda Minggu malam juga mengatakan, LSF ini berlangsung dari tanggal 8-14 September 2018.
"Lampung Selatan Fair 2019 akan berlangsung hingga tanggal 14 September nanti" terang Yusri, Minggu (8/9/2019) malam.
Ditempat yang sama, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melalui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan dalam sambutannya mengatakan Lampung Selatan Fair 2019 merupakan momentum penting dalam melakukan promosi daerah yang sangat efektif bagi instansi Pemerintah Swasta dan umum, dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur kemaritiman industri investasi pariwisata serta menggali potensi produk unggulan.
"Lampung Selatan Fair ini merupakan momentum sangat penting untuk promosi, baik instansi pemerintah, perusahaan Sawata naupun masyarakat umum, untuk mengembangkan pembangunan dan menggali potensi produk unggulan" kata Qodratul Ikhwan.
Sementara Plt. bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan, Even sepertl lni (LSF) merupakan salah satu ajang promosi potensi dan budaya Kabupahen Lampung Selatan serta diharapkan akan dapat membangkitlen gairah bagi dmia usaha dan juga sebagal media hiburan bagi masyarakat.
"Dari kegiatan Lampung Selamn Fair ini masyarakat dapat mengetahui menilai kinenerja Pembangunan saat ini dengan harapan dapat meningkatkan partisipasinva dalam menyukseskan Pemmngunan pada tahun-tahun ke depan" ujar Nanang Ermanto.
Pembukaan Lampung Selatan Fair 2019 yang diikuti 120 stand ini, ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Kadis Pariwisata Lampung Qodratul Ikhwan, didampingi Plt Bupati Nanang Ermanto dan Sejumlah pejabat Pemda Lampung aselatan.
Pengunjung LSF 2019, selanjutnya dihibur penyanyi ndangdut asal Purbalingga Susi Ngapak Bintang Pantura.(cd/dyh/db).
(21:43:13)DBFMinfo, Kaluanda : Maksud dan tujuan dilaksanakan Lampung Selatan Fair 2019 adalah dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun kabupaten lampung selatan yang Ke 63, dan untuk mempromosikan pembangunan serta visualisasi potensi prioritas bagi seni budaya serta memberikan hiburan pesta rakyat bagi masyarakat kabupaten lampung selatan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindudtrian Lampung Selatan yang juga ketua panitya Lampung Selatan Fair (LSF) 2019, Yusri dalam laporannya pada pembukaan LFSF 2019, di Stadion Cipta Karya Kalianda Minggu malam juga mengatakan, LSF ini berlangsung dari tanggal 8-14 September 2018.
"Lampung Selatan Fair 2019 akan berlangsung hingga tanggal 14 September nanti" terang Yusri, Minggu (8/9/2019) malam.
Ditempat yang sama, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melalui Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan dalam sambutannya mengatakan Lampung Selatan Fair 2019 merupakan momentum penting dalam melakukan promosi daerah yang sangat efektif bagi instansi Pemerintah Swasta dan umum, dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur kemaritiman industri investasi pariwisata serta menggali potensi produk unggulan.
"Lampung Selatan Fair ini merupakan momentum sangat penting untuk promosi, baik instansi pemerintah, perusahaan Sawata naupun masyarakat umum, untuk mengembangkan pembangunan dan menggali potensi produk unggulan" kata Qodratul Ikhwan.
Sementara Plt. bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan, Even sepertl lni (LSF) merupakan salah satu ajang promosi potensi dan budaya Kabupahen Lampung Selatan serta diharapkan akan dapat membangkitlen gairah bagi dmia usaha dan juga sebagal media hiburan bagi masyarakat.
"Dari kegiatan Lampung Selamn Fair ini masyarakat dapat mengetahui menilai kinenerja Pembangunan saat ini dengan harapan dapat meningkatkan partisipasinva dalam menyukseskan Pemmngunan pada tahun-tahun ke depan" ujar Nanang Ermanto.
Pembukaan Lampung Selatan Fair 2019 yang diikuti 120 stand ini, ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Kadis Pariwisata Lampung Qodratul Ikhwan, didampingi Plt Bupati Nanang Ermanto dan Sejumlah pejabat Pemda Lampung aselatan.
Pengunjung LSF 2019, selanjutnya dihibur penyanyi ndangdut asal Purbalingga Susi Ngapak Bintang Pantura.(cd/dyh/db).
(19.20.13) DBFMinfo, Bandarlampung : Lampung Krakatau Festival (LKF) 2019 merupakan agenda tahunan Pemprov Lampung guna mempromosikan keunggulan-keunggulan daerah khususnya atraksi dan daya tarik wisata unggulan Lampung.
Kegiatan ini, Menurut Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, merupakan peluang bisnis bagi dunia usaha maupun masyarakat untuk mempromosikan dan memasarkan produknya saat festival berlangsung.
"Lampung Krakatau Festival menjadi peluang busnis dunia usaha dan masyarakat, untuk mempromosikan dan memasarkan produknya" kata Gubernur dalam laporannya pada Parade Budaya Lampung Cultur and Tapis Festival yang dibuka Menteri Pariwisata RI Arief Yahya Minggu (25/8/2019) di Lapangan Enggal Bandarlampung.
Adapun Tema LKF 2019 adalah "Urban Etnik". Tema ini, ujar Arinal, merupakan sebuah konsep yang memadukan unsur modern perkotaan dengan unsur tradisi yang berakar dari adat istiadat/tradisi budaya masyarakat serta sosial yang unik dan menarik untuk ditampilkan menjadi sebuah sajian seni maupun pertunjukan budaya.
"Memadukan unsur modern perkotaan dengan unsur tradisi yang berakar dari adat istiadat/tradisi budaya masyarakat serta sosial yang unik & menarik" terang Gubernur.
Rangkaian kegiatan Lampung Krakatau Festival ini sendiri, terdiri dari 5 kegiatan utama dan bertempat di Lapangan Saburai Bandarlampung, yaitu, Pesona Kemilau Sai Bumi Ruwa Jurai, Krakatau Expo, Parade Permainan Anak Tradisional dan Trip Krakatau serta Parade Budaya Lampung Culture And Tapis Carnival.
Pada kesempatan itu, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya merespons upaya Gubernur Arinal untuk meningkatkan kunjungan wisata. Salah satunya mendatangkan penerbangan internasional ke Provinsi Lampung.
Rute parade menempuh jarak sekitar 3 km melintasi jalan-jalan protokol Bandarlampung diantaranya Jl. Jenderal Sudirman, Tugu Gajah, Jl. Ahmad Yani, Jl. RA Kartini, Jl. Raden Intan kemudian rute finish kembali lagi ke Lapangan Enggal. (hmsprv).
(19.20.13) DBFMinfo, Bandarlampung : Lampung Krakatau Festival (LKF) 2019 merupakan agenda tahunan Pemprov Lampung guna mempromosikan keunggulan-keunggulan daerah khususnya atraksi dan daya tarik wisata unggulan Lampung.
Kegiatan ini, Menurut Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, merupakan peluang bisnis bagi dunia usaha maupun masyarakat untuk mempromosikan dan memasarkan produknya saat festival berlangsung.
"Lampung Krakatau Festival menjadi peluang busnis dunia usaha dan masyarakat, untuk mempromosikan dan memasarkan produknya" kata Gubernur dalam laporannya pada Parade Budaya Lampung Cultur and Tapis Festival yang dibuka Menteri Pariwisata RI Arief Yahya Minggu (25/8/2019) di Lapangan Enggal Bandarlampung.
Adapun Tema LKF 2019 adalah "Urban Etnik". Tema ini, ujar Arinal, merupakan sebuah konsep yang memadukan unsur modern perkotaan dengan unsur tradisi yang berakar dari adat istiadat/tradisi budaya masyarakat serta sosial yang unik dan menarik untuk ditampilkan menjadi sebuah sajian seni maupun pertunjukan budaya.
"Memadukan unsur modern perkotaan dengan unsur tradisi yang berakar dari adat istiadat/tradisi budaya masyarakat serta sosial yang unik & menarik" terang Gubernur.
Rangkaian kegiatan Lampung Krakatau Festival ini sendiri, terdiri dari 5 kegiatan utama dan bertempat di Lapangan Saburai Bandarlampung, yaitu, Pesona Kemilau Sai Bumi Ruwa Jurai, Krakatau Expo, Parade Permainan Anak Tradisional dan Trip Krakatau serta Parade Budaya Lampung Culture And Tapis Carnival.
Pada kesempatan itu, Menteri Pariwisata RI Arief Yahya merespons upaya Gubernur Arinal untuk meningkatkan kunjungan wisata. Salah satunya mendatangkan penerbangan internasional ke Provinsi Lampung.
Rute parade menempuh jarak sekitar 3 km melintasi jalan-jalan protokol Bandarlampung diantaranya Jl. Jenderal Sudirman, Tugu Gajah, Jl. Ahmad Yani, Jl. RA Kartini, Jl. Raden Intan kemudian rute finish kembali lagi ke Lapangan Enggal. (hmsprv).
(16:48:32) DBFMinfo, Bakauheni : Opening ceremony Trip Krakatau 2019, diatas kapal Jatra III dengan rute menuju kawasan Gununung Anak Krakatau, Kepulauan Krakatau, diikuti ratusan peserta.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim yang membuka Trip Krakatau sebagai pembuka rangkaian kegiatan Lampung Krakatau Festival (LKF) 2019, sangat antusias ikut dalam rombongan, sekaligus ingin menikmati secara langsung Gunung Anak Krakatau secara dekat.
"Saya sangat antusias untuk ikut dalam kegiatan (trip krakatau 2019) ini. Saya juga ingin merasakan secara langsung berada di dekat Gunung Anak Krakatau. Dan alhamdulillah kita semua bisa ikut dalam trip krakatau 2019," ujar Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim Sabtu (24/8/2019).
Wagub Chusnunia menjelaskan bahwa trip krakatau kali ini sangat istimewa karena diikuti oleh ratusan pengunjung yang sangat antusias untuk melihat gunung anak krakatau.
"Ini sangat istimewa, karena sebelumnya hanya blogger dan media yang ikut trip, dan sekarang ratusan pengunjung juga bisa mengikutinya dengan menggunakan kapal yang lebih bagus. Tentunya kedepan akan terus ditingkatkan," kata Wagub Chusnunia.
Bahkan peserta yang mengikuti trip krakatau tahun ini, jelas Wagub Chusnunia, telah melebihi dari target yang ditetapkan.
"Over target (peserta) ini bukan hanya kerja keras satu pihak, tetapi berbagai pihak turut menyukseskannya," puji mantan Bupati Lamtim yang akrab disapa Nunik ini.
Nunik menjelaskan, bahwa pelaksanaan trip krakatau selanjutnya akan terus ditingkatkan, hal ini mengingat Lampung sudah memiliki dermaga eksekutif, sehingga sarana dan prasarana pendukung trip krakatau selanjutnya akan semakin ditingkatkan.
"Kita sudah memiliki fasilitas lengkap, seperti memiliki Dermaga Eksekutif dan Bandara Internasional Raden Intan II dalam menarik para wisatawan untuk menuju ke lokasi wisata, seperti Trip krakatau" terang Nunik.
Tentu kedepannya, kata Nunik lagi, akan terus didukung dalam meningkatkan pelaksanaan trip krakatau, seperti penambahan atraksi, pengenalan adat budaya, pengenalan lebih dalam terkait gunung anak krakatau, dan kegiatan lainnya selama keliling krakatau.
"Bahkan rencananya akan ada pemandu wisata khusus yang paham tentang Gunung Anak Krakatau," tutur Wagub Nunik.
Meski demikian, pengunjung dan nelayan dibatasi dalam radius tertentu mendekat dikawasan kawah Gunung Anak Krakatau yang pada maret 2019, berada pada level II atau waspada. Gunung Anak Krakatau sendiri masuk wilayah Kepulauan Krakatau yang terdiri dari Pulau Krakatau, Pulau Rakata, Pulau Sertung dan Pulau Panjang. (hmsprv).
(16:48:32) DBFMinfo, Bakauheni : Opening ceremony Trip Krakatau 2019, diatas kapal Jatra III dengan rute menuju kawasan Gununung Anak Krakatau, Kepulauan Krakatau, diikuti ratusan peserta.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim yang membuka Trip Krakatau sebagai pembuka rangkaian kegiatan Lampung Krakatau Festival (LKF) 2019, sangat antusias ikut dalam rombongan, sekaligus ingin menikmati secara langsung Gunung Anak Krakatau secara dekat.
"Saya sangat antusias untuk ikut dalam kegiatan (trip krakatau 2019) ini. Saya juga ingin merasakan secara langsung berada di dekat Gunung Anak Krakatau. Dan alhamdulillah kita semua bisa ikut dalam trip krakatau 2019," ujar Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim Sabtu (24/8/2019).
Wagub Chusnunia menjelaskan bahwa trip krakatau kali ini sangat istimewa karena diikuti oleh ratusan pengunjung yang sangat antusias untuk melihat gunung anak krakatau.
"Ini sangat istimewa, karena sebelumnya hanya blogger dan media yang ikut trip, dan sekarang ratusan pengunjung juga bisa mengikutinya dengan menggunakan kapal yang lebih bagus. Tentunya kedepan akan terus ditingkatkan," kata Wagub Chusnunia.
Bahkan peserta yang mengikuti trip krakatau tahun ini, jelas Wagub Chusnunia, telah melebihi dari target yang ditetapkan.
"Over target (peserta) ini bukan hanya kerja keras satu pihak, tetapi berbagai pihak turut menyukseskannya," puji mantan Bupati Lamtim yang akrab disapa Nunik ini.
Nunik menjelaskan, bahwa pelaksanaan trip krakatau selanjutnya akan terus ditingkatkan, hal ini mengingat Lampung sudah memiliki dermaga eksekutif, sehingga sarana dan prasarana pendukung trip krakatau selanjutnya akan semakin ditingkatkan.
"Kita sudah memiliki fasilitas lengkap, seperti memiliki Dermaga Eksekutif dan Bandara Internasional Raden Intan II dalam menarik para wisatawan untuk menuju ke lokasi wisata, seperti Trip krakatau" terang Nunik.
Tentu kedepannya, kata Nunik lagi, akan terus didukung dalam meningkatkan pelaksanaan trip krakatau, seperti penambahan atraksi, pengenalan adat budaya, pengenalan lebih dalam terkait gunung anak krakatau, dan kegiatan lainnya selama keliling krakatau.
"Bahkan rencananya akan ada pemandu wisata khusus yang paham tentang Gunung Anak Krakatau," tutur Wagub Nunik.
Meski demikian, pengunjung dan nelayan dibatasi dalam radius tertentu mendekat dikawasan kawah Gunung Anak Krakatau yang pada maret 2019, berada pada level II atau waspada. Gunung Anak Krakatau sendiri masuk wilayah Kepulauan Krakatau yang terdiri dari Pulau Krakatau, Pulau Rakata, Pulau Sertung dan Pulau Panjang. (hmsprv).
(23:57:36) DBFMinfo, Bandarlampung : Pameran dan Lelang Lukisan dalam rangka menyambut HUT RI ke-74 Tahun 2019, merupakan wujud nyata dalam membantu para Legiun Veteran Indonesia dan juga bentuk apresiasi kepada pelukis Indonesia.
Pemerintah Provinsi Lampung, sangat mengapresiasi dan menyambut baik inisiasi Polda Lampung dan Komunitas Pelukis Indonesia (Kompi) untuk menyelenggarakan Pameran dan Lelang Lukisan ini.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada Malam Pembukaan Pameran dan Lelang Lukisan, di Paradise Lounge, Hotel Novotel, Kamis (8/8/2019) malam mengatakan dalam memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia, ingatan kembali tertuju pada masa-masa perjuangan untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, yang telah dilakukan para pejuang pendahulu.
"Momentumnya sangat pas, memperingati Kemerdekaan RI, kita juga mengingat kembali masa perjuangan untuk meraih kemerdekaan" kata Arinal Junaidi. Sebagai generasi penerus, lanjut Gubernur, sudah sepantasnya menghargai, menghormati, melanjutkan dan sekaligus mewujudkan nilai nilai kejuangan yang dilandasi semangat dan patriotisme.
"Tentu saja, sebagai generasi penerus, kita semua wajib menghargai, menghormati, melanjutkan dan mewujudkan nilai-nilai kejuangan, yang dilandasi jiwa dan semangat patriotisme, kebangsaan, rela berkorban, kesetiakawanan sosial dan kecintaan kepada Tanah Air Indonesia," katanya lagi.
Menurut Arinal merupakan kewajiban bagi semua untuk dapat meneruskan perjuangan para pendahulu dalam mewujudlkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sesuai dengan bidang tugas yang dimiliki.
"Sebagai salah satu bentuk kepedulian dan penghargaan dalam mengisi Kemerdekaan RI yang ke-74, tentunya kita isi dengan kegiatan positif, salah satunya Pameran dan Lelang Lukisan ini," ujarnya.
Arinal berharap kedepannya Pameran Lukisan ini untuk dapat terus dilaksanakan. Bahkan Arinal menyebutkan akan memberikan ruang berkreasi dan menampilkan hasil seninya tidak hanya kepada para pelukis tetapi juga para seniman lainnya di PKOR Way Halim.
Pameran dan Lelang Lukisan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Lampung, Polda Lampung, Kompi dan Novotel Lampung, mengusung tema "Ragam Bias Warna Peduli Pejuang Indonesia", diikuti oleh perupa nusantara dan juga perupa asal Lampung. berlangsung tanggal 8-17 Agustus 2019.(hmsprv)
(23:57:36) DBFMinfo, Bandarlampung : Pameran dan Lelang Lukisan dalam rangka menyambut HUT RI ke-74 Tahun 2019, merupakan wujud nyata dalam membantu para Legiun Veteran Indonesia dan juga bentuk apresiasi kepada pelukis Indonesia.
Pemerintah Provinsi Lampung, sangat mengapresiasi dan menyambut baik inisiasi Polda Lampung dan Komunitas Pelukis Indonesia (Kompi) untuk menyelenggarakan Pameran dan Lelang Lukisan ini.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada Malam Pembukaan Pameran dan Lelang Lukisan, di Paradise Lounge, Hotel Novotel, Kamis (8/8/2019) malam mengatakan dalam memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia, ingatan kembali tertuju pada masa-masa perjuangan untuk mewujudkan Indonesia Merdeka, yang telah dilakukan para pejuang pendahulu.
"Momentumnya sangat pas, memperingati Kemerdekaan RI, kita juga mengingat kembali masa perjuangan untuk meraih kemerdekaan" kata Arinal Junaidi. Sebagai generasi penerus, lanjut Gubernur, sudah sepantasnya menghargai, menghormati, melanjutkan dan sekaligus mewujudkan nilai nilai kejuangan yang dilandasi semangat dan patriotisme.
"Tentu saja, sebagai generasi penerus, kita semua wajib menghargai, menghormati, melanjutkan dan mewujudkan nilai-nilai kejuangan, yang dilandasi jiwa dan semangat patriotisme, kebangsaan, rela berkorban, kesetiakawanan sosial dan kecintaan kepada Tanah Air Indonesia," katanya lagi.
Menurut Arinal merupakan kewajiban bagi semua untuk dapat meneruskan perjuangan para pendahulu dalam mewujudlkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sesuai dengan bidang tugas yang dimiliki.
"Sebagai salah satu bentuk kepedulian dan penghargaan dalam mengisi Kemerdekaan RI yang ke-74, tentunya kita isi dengan kegiatan positif, salah satunya Pameran dan Lelang Lukisan ini," ujarnya.
Arinal berharap kedepannya Pameran Lukisan ini untuk dapat terus dilaksanakan. Bahkan Arinal menyebutkan akan memberikan ruang berkreasi dan menampilkan hasil seninya tidak hanya kepada para pelukis tetapi juga para seniman lainnya di PKOR Way Halim.
Pameran dan Lelang Lukisan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Lampung, Polda Lampung, Kompi dan Novotel Lampung, mengusung tema "Ragam Bias Warna Peduli Pejuang Indonesia", diikuti oleh perupa nusantara dan juga perupa asal Lampung. berlangsung tanggal 8-17 Agustus 2019.(hmsprv)
DBFMinfo (Bandarlampung) : Pemilihan Muli Mekhanai merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan Pemprov Lampung. Ajang ini sebagai bentuk tanggung jawab kita bersama untuk menyediakan ruang media positif kepada seluruh anak muda Lampung untuk berekspresi dan memberikan ide kreatif.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia "Nunik" Chalim Pada Opening Ceremoni & Talent Show Pemilihan Muli Mekhanai Provinsi Lampung, di Transmart Lampung, Bandarlampung, Selasa malam mengatakan, Ajang ini, sangat erat kaitannya dengan upaya pencitraan pariwisata Provinsi Lampung.
"Ajang ini sebenarnya esensinya lebih dari itu (pencitraan pariwisata : red) yaitu untuk mengajak anak muda Lampung untuk semakin mengenali dan turut serta melestarikan adat budaya Lampung" jelasnya, Selasa (30/7/2019) malam.
Wagub Chusnunia yang akrab disapa Nunik ini, menjelaskan pemilihan muli mekhanai Lampung yang akan terpilih nanti adalah tidak hanya cantik, namun putra putri terbaik, yang memiliki disiplin dan berdedikasi.
“Tentunya sebagai Muli Mekhanai harus memiliki displin dan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai duta didaerahnya masing-masing, dan yang terpilih sebagai Muli Mekhanai Lampung 2019 tentunya harus mampu menjadi duta yang paham dan mampu mengenalkan pariwisata Lampung,” jelasnya lagi.
Ajang Muli Mekhanai, jelas Nunik sangat penting untuk perjalanan wisata kita, karena seperti diketahui Lampung memiliki kekayaan alam, adat budaya, dan kerajinannya. Dan semua yang ada di Lampung, tentunya harus membawa efek bagi kesejahteraan masyarakat Lampung.
Pada bagian lain sambutannya, Nunik mengatakan, semua potensi tersebut harus mampu membawa efek bagi kesejahteraan rakyat Lampung.
"Dan saya sangat mendukung upaya Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam memajukan pariwisata Lampung. Untuk itu, melalui ajang ini diharapkan terpilih muli mekhanai terbaik yang mampu mengangkat pariwisata Lampung, yang berujung pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Lampung,” harap mantan Bupati Lamtim ini.
Pada ajang tahunan ini, Lampung Selatan mewakilkan Adyatma Arya Suardana (20) dan Umi Rahmawati (20) yang dinobatkan sebagai Muli Mekahani Kabupaten Lampung Selatan, pada ajang pemilihan Muli Mekhanai Festival Kalianda 2019, 8 Juli 2019.
Umi Rahmawati yang biasa disapa Umi adalah utusan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung Selatan yang merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Lampungjurusan Psikologi semester 5. Sedangkan, Arya adalah mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL) jurusan Administrasi Negara semester 4 yang merupakan utusan dari Kecamatan Kalianda. (hmsprv).
DBFMinfo (Bandarlampung) : Pemilihan Muli Mekhanai merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan Pemprov Lampung. Ajang ini sebagai bentuk tanggung jawab kita bersama untuk menyediakan ruang media positif kepada seluruh anak muda Lampung untuk berekspresi dan memberikan ide kreatif.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia "Nunik" Chalim Pada Opening Ceremoni & Talent Show Pemilihan Muli Mekhanai Provinsi Lampung, di Transmart Lampung, Bandarlampung, Selasa malam mengatakan, Ajang ini, sangat erat kaitannya dengan upaya pencitraan pariwisata Provinsi Lampung.
"Ajang ini sebenarnya esensinya lebih dari itu (pencitraan pariwisata : red) yaitu untuk mengajak anak muda Lampung untuk semakin mengenali dan turut serta melestarikan adat budaya Lampung" jelasnya, Selasa (30/7/2019) malam.
Wagub Chusnunia yang akrab disapa Nunik ini, menjelaskan pemilihan muli mekhanai Lampung yang akan terpilih nanti adalah tidak hanya cantik, namun putra putri terbaik, yang memiliki disiplin dan berdedikasi.
“Tentunya sebagai Muli Mekhanai harus memiliki displin dan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai duta didaerahnya masing-masing, dan yang terpilih sebagai Muli Mekhanai Lampung 2019 tentunya harus mampu menjadi duta yang paham dan mampu mengenalkan pariwisata Lampung,” jelasnya lagi.
Ajang Muli Mekhanai, jelas Nunik sangat penting untuk perjalanan wisata kita, karena seperti diketahui Lampung memiliki kekayaan alam, adat budaya, dan kerajinannya. Dan semua yang ada di Lampung, tentunya harus membawa efek bagi kesejahteraan masyarakat Lampung.
Pada bagian lain sambutannya, Nunik mengatakan, semua potensi tersebut harus mampu membawa efek bagi kesejahteraan rakyat Lampung.
"Dan saya sangat mendukung upaya Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dalam memajukan pariwisata Lampung. Untuk itu, melalui ajang ini diharapkan terpilih muli mekhanai terbaik yang mampu mengangkat pariwisata Lampung, yang berujung pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Lampung,” harap mantan Bupati Lamtim ini.
Pada ajang tahunan ini, Lampung Selatan mewakilkan Adyatma Arya Suardana (20) dan Umi Rahmawati (20) yang dinobatkan sebagai Muli Mekahani Kabupaten Lampung Selatan, pada ajang pemilihan Muli Mekhanai Festival Kalianda 2019, 8 Juli 2019.
Umi Rahmawati yang biasa disapa Umi adalah utusan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung Selatan yang merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Lampungjurusan Psikologi semester 5. Sedangkan, Arya adalah mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL) jurusan Administrasi Negara semester 4 yang merupakan utusan dari Kecamatan Kalianda. (hmsprv).
DBFMinfo (Kalianda): Kecamatan penengahan Kabupaten Lampung selatan memiliki banyak potensi, baik ekonomi, wisata dan sumber daya alam. Khusus untuk wisata di Kecamatan ini memiliki beberapa destinasi wisata air tawar, seperti Way Tebing Cepa didesa Taman baru dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Sekretaris Kecamatan (sekcam) Penengahan Jaelani pada Dialog interaktif Radio Dimensi Baru (DBFM) 93.0 MHz Rabu pagi juga mengatakan, WAy Tebing Cepa merupakan kolam mata air alami, Wisata mata air yang cukup menarik, dimana air yang dikeluarkan secara alami melalui bawah pohon besar atau bebatuan ini sangat bersih dan jernih.
Pengunjung dapat menikmati keindahan airnya dengan cara berenang atau sekedar berendam didalamnya. Dan saat ini Bumdes setempat sedang menata agar bisa lebih dinikmati wisatawan, di buat agar Instagramable bagi kaum milenial yang suka mengabadikan fotonya.
"Kami ada beberapa wisata air dan kami juga telah melakukan kaji banding, ke unggul ponggok untuk mengembangkan beberapa wisata air tawar di Penengahan, seperti Way Tebing Cepa (WTC) di Desa Taman Baru yang dikelola masyarakat melalui Bumdesnya, merupakan mata air dimana air yang dikeluarkan secara alami melalui bawah pohon besar atau bebatuan ini sangat bersih dan jernih. Dan sedang kami tata agar Instagramable" Terang Jaelani, Rabu (17/7/2019).
Pada bagian lain Jaelani juga menjeaskan, Kecamatan Penengahan juga memiliki wisata air tawar yang tidak kalah menariknya dengan WTC yakni WAy Benteng Kedagaan (WBK) di Desa Padan merupakan water boom dengan air alami dari mata air. Namun demikian, WBK ini milik perorangan namun Kecamatan tetap membantu mempromosikan agar warga Lampung Selatan tahu bahwa di Penengahan juga memiliki Water Boom air alami.
"Ya ini sedang dikembangkan pula di desa Padan,memang ini bentuknya mirip-mirip seperti water boom yang bentuknya keraifan lokal, tapi ini kepemilikkannya pribadi tetep kita bantu tertama promosi agar masyarakat penengahan tidak perlu keluar jauh jauh untuk berenang" kata Jaelani menerangkan.
Namun demikian, jaelani mengakui Tempat wisata di Penengahan yang sering dikunjungi oleh warga luar Lampung selatan bahkan luar lampung adalah wisata religi, yakni Makam raden Inten II merupakan Pahlawan Nasional, di Desa Gayam, kawasan makam juga disebut Benteng Cempaka. Karena gundukan tanah yang menyerupai pagar berukuran segi empat tersebut dahulunya difungsikan sebagai benteng pertahanan dalam masa perjuangan Radin Inten II dan kelompoknya.
Meski meninggalnya Raden Inten tidak di Gayam, lanjut Jaelani namun berdasarkan kesepakatan tetua adat setempat memindahkan makamnya di Benteng tersebut.
"Kalau wisata yang paling ramai dikunjungi di Penengahan diluar Provinsi Lampung malah wisata religi makam raden inten, ya memang disitu meninggalnya Raden Inten tidak di situ namun berdasarkan kesepakatan tetua adat setempat memindahkan makamnya di Benteng tersebut" terang Jaelani.
Untuk diketahui, Perjuangan Radin Inten II sendiri dimulai sejak tahun 1850 s/d 1856. Sebagai sosok muda dimasanya, Radin Inten II merupakan Patriot Lampung Kalianda. Ia melanjutkan perjuangan ayahnya berperang melawan Belanda di daerah Kalianda dan sekitar gunung Rajabasa tahun 1834 – 1856. Radin Inten II dalam perjuangan melawan Belanda dibantu 2 panglima perang yaitu ; Waak Naas dan H. Wahyu, keduanya berasal dari Banten.
Kisah heroik meninggalnya Radin Inten II karena dibunuh Belanda dengan cara dipukul Alu (kayu yang digunakan menumbuk padi – bahasa Lampung) sebagai ketaklukan (kelemahan) ilmu yang dimiliki Radin Inten II. Ia Meninggal dalam usia yang masih sangat muda dan belum pernah menikah. Dan pada tanggal 5 Oktober 1856 gugur sebagai Pahlawan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden Republik Indonesia Nomor. 082/TR/1986 tanggal 23 Oktober 1986 Radin Inten II diangkat sebagai Pahlawan Nasional.(**).
DBFMinfo (Kalianda): Kecamatan penengahan Kabupaten Lampung selatan memiliki banyak potensi, baik ekonomi, wisata dan sumber daya alam. Khusus untuk wisata di Kecamatan ini memiliki beberapa destinasi wisata air tawar, seperti Way Tebing Cepa didesa Taman baru dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).
Sekretaris Kecamatan (sekcam) Penengahan Jaelani pada Dialog interaktif Radio Dimensi Baru (DBFM) 93.0 MHz Rabu pagi juga mengatakan, WAy Tebing Cepa merupakan kolam mata air alami, Wisata mata air yang cukup menarik, dimana air yang dikeluarkan secara alami melalui bawah pohon besar atau bebatuan ini sangat bersih dan jernih.
Pengunjung dapat menikmati keindahan airnya dengan cara berenang atau sekedar berendam didalamnya. Dan saat ini Bumdes setempat sedang menata agar bisa lebih dinikmati wisatawan, di buat agar Instagramable bagi kaum milenial yang suka mengabadikan fotonya.
"Kami ada beberapa wisata air dan kami juga telah melakukan kaji banding, ke unggul ponggok untuk mengembangkan beberapa wisata air tawar di Penengahan, seperti Way Tebing Cepa (WTC) di Desa Taman Baru yang dikelola masyarakat melalui Bumdesnya, merupakan mata air dimana air yang dikeluarkan secara alami melalui bawah pohon besar atau bebatuan ini sangat bersih dan jernih. Dan sedang kami tata agar Instagramable" Terang Jaelani, Rabu (17/7/2019).
Pada bagian lain Jaelani juga menjeaskan, Kecamatan Penengahan juga memiliki wisata air tawar yang tidak kalah menariknya dengan WTC yakni WAy Benteng Kedagaan (WBK) di Desa Padan merupakan water boom dengan air alami dari mata air. Namun demikian, WBK ini milik perorangan namun Kecamatan tetap membantu mempromosikan agar warga Lampung Selatan tahu bahwa di Penengahan juga memiliki Water Boom air alami.
"Ya ini sedang dikembangkan pula di desa Padan,memang ini bentuknya mirip-mirip seperti water boom yang bentuknya keraifan lokal, tapi ini kepemilikkannya pribadi tetep kita bantu tertama promosi agar masyarakat penengahan tidak perlu keluar jauh jauh untuk berenang" kata Jaelani menerangkan.
Namun demikian, jaelani mengakui Tempat wisata di Penengahan yang sering dikunjungi oleh warga luar Lampung selatan bahkan luar lampung adalah wisata religi, yakni Makam raden Inten II merupakan Pahlawan Nasional, di Desa Gayam, kawasan makam juga disebut Benteng Cempaka. Karena gundukan tanah yang menyerupai pagar berukuran segi empat tersebut dahulunya difungsikan sebagai benteng pertahanan dalam masa perjuangan Radin Inten II dan kelompoknya.
Meski meninggalnya Raden Inten tidak di Gayam, lanjut Jaelani namun berdasarkan kesepakatan tetua adat setempat memindahkan makamnya di Benteng tersebut.
"Kalau wisata yang paling ramai dikunjungi di Penengahan diluar Provinsi Lampung malah wisata religi makam raden inten, ya memang disitu meninggalnya Raden Inten tidak di situ namun berdasarkan kesepakatan tetua adat setempat memindahkan makamnya di Benteng tersebut" terang Jaelani.
Untuk diketahui, Perjuangan Radin Inten II sendiri dimulai sejak tahun 1850 s/d 1856. Sebagai sosok muda dimasanya, Radin Inten II merupakan Patriot Lampung Kalianda. Ia melanjutkan perjuangan ayahnya berperang melawan Belanda di daerah Kalianda dan sekitar gunung Rajabasa tahun 1834 – 1856. Radin Inten II dalam perjuangan melawan Belanda dibantu 2 panglima perang yaitu ; Waak Naas dan H. Wahyu, keduanya berasal dari Banten.
Kisah heroik meninggalnya Radin Inten II karena dibunuh Belanda dengan cara dipukul Alu (kayu yang digunakan menumbuk padi – bahasa Lampung) sebagai ketaklukan (kelemahan) ilmu yang dimiliki Radin Inten II. Ia Meninggal dalam usia yang masih sangat muda dan belum pernah menikah. Dan pada tanggal 5 Oktober 1856 gugur sebagai Pahlawan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Presiden Republik Indonesia Nomor. 082/TR/1986 tanggal 23 Oktober 1986 Radin Inten II diangkat sebagai Pahlawan Nasional.(**).
DBFMinfo (Rajabasa) : Festival Kalianda 2019 yang berlangsung sejak 6 Juli lalu, hari ini, ditutup dengan Ecotourism, pariwisata berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam di Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata & Kebudayaan Lampung Selatan Rini Ariarsih mengatakan, Kegiatan yang mengangkat tema “Ekowisata Lampung Selatan Aman” merupakan bagian dari kampanye untuk membangkitan kembali dunia pariwisata Lampung Selatan pasca dilanda bencana tsunami beberapa waktu lalu.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye untuk membangkitkan kembali pariwisata di Lampung Selatan pasca tsunami" Kata Rini Ariarsih, Minggu (14/72019).
Dikatakan Rini, Ecotourism kali meliputi aksi bersih pantai, penanaman pohon mangrove, penanaman terumbu karang, pembuatan monumen bawah laut, dan pembuatan gapura di Pulang Umang-umang Desa Tejang, Pulau Sebesi.
Ditempat yang sama Wakil Dekan III Fakultas Tehnik Unila bidang Kemahasiswaan dan Alumni Masdar Helmi, mewakili alumni Grand Scheme Australia mengatakan, pada moment tersebut, alumni Grand Scheme Australia Unila telah melakukan penanaman terumbu karang atau rumah ikan untuk pelestarian ikan laut di perairan sekitar Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa.
"Kedepan kami juga akan mengadakan workshop untuk masyarakat Pulau Sebesi dalam rangka meminimalisir dampak tsunami. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan untuk masyarakat ini dapat bermanfaat,” ujar Masdar Helmi.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Lampung Selatan Supriyanto menuturkan, pasca bencana tsunami pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah berupaya mengembalikan keadaan pariwisata kembali normal, sehingga dapat memajukan perekonomian masyarakat.
“Pariwisata di Pulau Sebesi menyimpan potensi yang luar biasa, marilah kita jaga dan lestarikan lingkungan kita sehingga karunia Tuhan yang luar biasa ini dapat dinikmati oleh anak cucu kita,” kata Supriyanto.(kmnfls).
DBFMinfo (Rajabasa) : Festival Kalianda 2019 yang berlangsung sejak 6 Juli lalu, hari ini, ditutup dengan Ecotourism, pariwisata berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam di Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata & Kebudayaan Lampung Selatan Rini Ariarsih mengatakan, Kegiatan yang mengangkat tema “Ekowisata Lampung Selatan Aman” merupakan bagian dari kampanye untuk membangkitan kembali dunia pariwisata Lampung Selatan pasca dilanda bencana tsunami beberapa waktu lalu.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye untuk membangkitkan kembali pariwisata di Lampung Selatan pasca tsunami" Kata Rini Ariarsih, Minggu (14/72019).
Dikatakan Rini, Ecotourism kali meliputi aksi bersih pantai, penanaman pohon mangrove, penanaman terumbu karang, pembuatan monumen bawah laut, dan pembuatan gapura di Pulang Umang-umang Desa Tejang, Pulau Sebesi.
Ditempat yang sama Wakil Dekan III Fakultas Tehnik Unila bidang Kemahasiswaan dan Alumni Masdar Helmi, mewakili alumni Grand Scheme Australia mengatakan, pada moment tersebut, alumni Grand Scheme Australia Unila telah melakukan penanaman terumbu karang atau rumah ikan untuk pelestarian ikan laut di perairan sekitar Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa.
"Kedepan kami juga akan mengadakan workshop untuk masyarakat Pulau Sebesi dalam rangka meminimalisir dampak tsunami. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan untuk masyarakat ini dapat bermanfaat,” ujar Masdar Helmi.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Lampung Selatan Supriyanto menuturkan, pasca bencana tsunami pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah berupaya mengembalikan keadaan pariwisata kembali normal, sehingga dapat memajukan perekonomian masyarakat.
“Pariwisata di Pulau Sebesi menyimpan potensi yang luar biasa, marilah kita jaga dan lestarikan lingkungan kita sehingga karunia Tuhan yang luar biasa ini dapat dinikmati oleh anak cucu kita,” kata Supriyanto.(kmnfls).
DBFMinfo (Kalianda) : Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan sangat unik, betapa tidak secara geografis berada diwilayah pesisir dan perbukitan atau tepatnya dataran tinggi dimana di kawasan ini terdapat sangat banyak obyek wisata bahari dan Wahana wisata atau wisata alam dan gunung dan masih banyak yang belum dieksploitasi.
Tidak itu saja, Kecamatan ini mempunyai potensi ekowisata yang berpeluang menjadi besar dan tersohor yang bisa mengangkat nama Kabupaten berjuluk Serambi Sumatera itu.
Camat Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Sabtudin pada Dialog Publik Menggali Potensi Kecamatan Rajabasa di DBFM Radio 93.0 MHz Kalianda mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan terus berupaya menggali dan mengembangkan potensi wisata baik bahari maupun alam, dengan cara promosi.
"Ya Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan tentunya selalu berupaya untuk itu (menggali dan mengembangkan obyek wisata : Red) dan terkait dengan pengelolaan obyek wisata ini, kami selalu mempromosikan, terutama kepada investor" terang Sabtudin, Rabu (10/7/2019).
Pada bagian lain, Sabtudin juga menjelaskan, untuk mendukung potensi wisata yang ada di Kecamatan Rajabasa, pihaknya juga membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang anggotanya dari berbagai kalangan, mereka adalah yang sangat peduli terhadap obyek wisata di Lampung Selatan.
"Kelompok Sadar Wisata ini dari semua kalangan, pokoknya yang peduli dengan obyek wisata, bahkan ada budayawan mereka ada di Desa Kunjir, yang terdampak Tsunami" terang dia Lagi.
Seperti diketahui, Desa Kunjir terletak di bawah kaki gunung Rajabasa dan berhadapan langsung dengan Teluk Lampung, merupakan wilayah terdampak Tsunami terparah.
Di desa yang memiliki luas wilayah kurang lebih 5000 Ha ini yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani dan nelayan, saat ini juga sedang dibangun Hunian Tetap (Huntap) pengembangan dari Huntara (Hunian Sementara) relokasi korban Tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 (aap).
DBFMinfo (Kalianda) : Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan sangat unik, betapa tidak secara geografis berada diwilayah pesisir dan perbukitan atau tepatnya dataran tinggi dimana di kawasan ini terdapat sangat banyak obyek wisata bahari dan Wahana wisata atau wisata alam dan gunung dan masih banyak yang belum dieksploitasi.
Tidak itu saja, Kecamatan ini mempunyai potensi ekowisata yang berpeluang menjadi besar dan tersohor yang bisa mengangkat nama Kabupaten berjuluk Serambi Sumatera itu.
Camat Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Sabtudin pada Dialog Publik Menggali Potensi Kecamatan Rajabasa di DBFM Radio 93.0 MHz Kalianda mengatakan, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan terus berupaya menggali dan mengembangkan potensi wisata baik bahari maupun alam, dengan cara promosi.
"Ya Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan tentunya selalu berupaya untuk itu (menggali dan mengembangkan obyek wisata : Red) dan terkait dengan pengelolaan obyek wisata ini, kami selalu mempromosikan, terutama kepada investor" terang Sabtudin, Rabu (10/7/2019).
Pada bagian lain, Sabtudin juga menjelaskan, untuk mendukung potensi wisata yang ada di Kecamatan Rajabasa, pihaknya juga membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang anggotanya dari berbagai kalangan, mereka adalah yang sangat peduli terhadap obyek wisata di Lampung Selatan.
"Kelompok Sadar Wisata ini dari semua kalangan, pokoknya yang peduli dengan obyek wisata, bahkan ada budayawan mereka ada di Desa Kunjir, yang terdampak Tsunami" terang dia Lagi.
Seperti diketahui, Desa Kunjir terletak di bawah kaki gunung Rajabasa dan berhadapan langsung dengan Teluk Lampung, merupakan wilayah terdampak Tsunami terparah.
Di desa yang memiliki luas wilayah kurang lebih 5000 Ha ini yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani dan nelayan, saat ini juga sedang dibangun Hunian Tetap (Huntap) pengembangan dari Huntara (Hunian Sementara) relokasi korban Tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 (aap).
DBFMinfo (Kalianda) : Malam pesona bintang Grand final pemilihan Muli Mekhanai kabupaten Lampung Selatan dalam rangkaian Festival Kalianda tahun 2019 di Areal GOR Way Handak Kalianda, malam ini menampilkan 29 pasang Muli Mukhanai mewakili Instansi dilingkup Kabupaten Lampung Selatan. Dari 29 pasang tersebut juri memilih 10 Besar Muli Mekhanai.
Dalam laporannya, Plt. Kepala Dinas Patiwisata & Kebudayaan Lampung Selatan Rini Ariasih mengatakan, pemenang muli mekhanai pada geand final akan menjadi duta muli mekhanai Lampung Selatan pada ajang yang sama tingkat Provinsi akhir bulan Juli.
"Pemenang malam ini akan menjadi duta Muli Mekhanai Lampung Selatan tingkat Provinsi yang akan berlangsung akhir bulan ini" tetang Rini, Senin (8/7/2019) malam.
Sementara ditempat yang sama, Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto memberikan apresiasi yang tinggi kepada Panitya, khususnya Dinas Parbud, meskipun persiapannya hanya sekitar dua bulan Festival Kalianda 2019 terselenggara dengan sukes.
"Saya mengapresiasi kepada Dinas pariwusata & Kebudayaan, yang telah sukses menyelenggarakan Festival Kalianda ini miskipun persiapannya kurang dari 2 bulan" kata Nanang Ermanto memuji.
Untuk diketahui rangkaian Festival Kalianda, Selasa, 09 juli 2019 Pelepasan Pawai Budaya Nusantara Pukul: 12:30 WIB Start Depan Mapolres Lamsel, menyusuri jalan protokol Kalianda dan finish dI Lapangan Cipta Karya. Kemudian dilanjutkan Pesta Rakyat Pukul 13:30 WIB Lapangan Cipta Karya Kalianda.
Arya dan Umi Muli - Mekhanai Lamsel 2019
Adyatma Arya Suardana (20) dan Umi Rahmawati (20) akhirnya dinobatkan sebagai Muli Mekahani Kabupaten Lampung Selatan, sekaligus menjadi duta Lamsel pada ajang yang sama tingkat Provinsi.
Umi Rahmawati yang biasa disapa Umi adalah utusan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung Selatan yang merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Lampungjurusan Psikologi semester 5. Sedangkan, Arya adalah mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL) jurusan Administrasi Negara semester 4 yang merupakan utusan dari Kecamatan Kalianda.(aap/kmnf).
DBFMinfo (Kalianda) : Malam pesona bintang Grand final pemilihan Muli Mekhanai kabupaten Lampung Selatan dalam rangkaian Festival Kalianda tahun 2019 di Areal GOR Way Handak Kalianda, malam ini menampilkan 29 pasang Muli Mukhanai mewakili Instansi dilingkup Kabupaten Lampung Selatan. Dari 29 pasang tersebut juri memilih 10 Besar Muli Mekhanai.
Dalam laporannya, Plt. Kepala Dinas Patiwisata & Kebudayaan Lampung Selatan Rini Ariasih mengatakan, pemenang muli mekhanai pada geand final akan menjadi duta muli mekhanai Lampung Selatan pada ajang yang sama tingkat Provinsi akhir bulan Juli.
"Pemenang malam ini akan menjadi duta Muli Mekhanai Lampung Selatan tingkat Provinsi yang akan berlangsung akhir bulan ini" tetang Rini, Senin (8/7/2019) malam.
Sementara ditempat yang sama, Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto memberikan apresiasi yang tinggi kepada Panitya, khususnya Dinas Parbud, meskipun persiapannya hanya sekitar dua bulan Festival Kalianda 2019 terselenggara dengan sukes.
"Saya mengapresiasi kepada Dinas pariwusata & Kebudayaan, yang telah sukses menyelenggarakan Festival Kalianda ini miskipun persiapannya kurang dari 2 bulan" kata Nanang Ermanto memuji.
Untuk diketahui rangkaian Festival Kalianda, Selasa, 09 juli 2019 Pelepasan Pawai Budaya Nusantara Pukul: 12:30 WIB Start Depan Mapolres Lamsel, menyusuri jalan protokol Kalianda dan finish dI Lapangan Cipta Karya. Kemudian dilanjutkan Pesta Rakyat Pukul 13:30 WIB Lapangan Cipta Karya Kalianda.
Arya dan Umi Muli - Mekhanai Lamsel 2019
Adyatma Arya Suardana (20) dan Umi Rahmawati (20) akhirnya dinobatkan sebagai Muli Mekahani Kabupaten Lampung Selatan, sekaligus menjadi duta Lamsel pada ajang yang sama tingkat Provinsi.
Umi Rahmawati yang biasa disapa Umi adalah utusan dari Dinas Pemuda dan Olahraga Lampung Selatan yang merupakan mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Lampungjurusan Psikologi semester 5. Sedangkan, Arya adalah mahasiswa Universitas Bandar Lampung (UBL) jurusan Administrasi Negara semester 4 yang merupakan utusan dari Kecamatan Kalianda.(aap/kmnf).