Porang, Dulu Terbuang Kini Jadi Pundi Uang.

Inspirasi
Tools
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times
Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

18:15:49 DBFMRadio.id : Kalianda - Radio Dimensi Baru FM mengundang Suherman Ketua Kelompok Tani Agung Berkah Porang sebagai narasumber pada Ruang Dialog dengan topik Budidaya Tanaman Porang Dari Desa Sampai Mancanegara, dipandu host Melinda, di Studio DBFM Radio, Selasa (22/06/21).

Dari zaman penjajahan Jepang dan Jepang masuk ke Indonesia untuk menyebarkan bibit-bibit porang pada saat disebarkan Indonesia sudah merdeka dan pada tahun 1945-1960 masyarakat sudah mengetahui bahwa tanaman Porang bisa dijadikan makanan dan pengelola industri.

"Keistimewaan dari tanaman Porang tergantung dari mindset masyarakat dan penggunaan serta dari sisi ekonomis daya jual dan cara merawatnya tidak terlalu sulit",kata Suherman.

Masa pertumbuhan tanaman Porang bisa dilihat dari Bulbilkatak pertumbuhan masa sekitar 3 bulan, tanaman umbi sekitar 20-30 per satu batang dan bijikatak 1 pohon hanya menghasilkan 4 batang.

"Masa tanam Porang tidak sama seperti tanaman lain, ada siklus tanam di bulan 8-9 sampai bulan 1 sudah masa tanam terakhir di polibag. Masa siklus menanam Porang sebelum musim hujan dan dipanen setelah kemarau supaya kadar air tidak terlalu banyak", jelas Suherman

Ada 3 ciri-ciri tanaman Porang yakni diujung daun berwarna pink, sekitar umur 2-3 bulan akan tumbuh garis antara atas sampai ditengah dari tengah sampai kebawah dan juga sekitar umur 2-3 bulan muncul seperti bentol-bentol.

Budidaya tanaman Porang di Lampung Selatan masih sekitar 5%-10% yang menanam dan mempunyai peluang yang besar di wilayah Pasuruan, Kalianda, umbul tengah dan korpri sekitar 32ribu batang yang sudah di tanam.

Lanjut Suherman, ada 2 hal penting penanaman porang yakni pengelolahan lahan dari yang menggunakan bahan kimia diubah penggunaannya menggunakan bahan kompos dan pola pemilihan bibit.

Petani salah satu kesulitan dalam menanam Porang karena masih banyak petani yang belum memahami tanaman Porang tersebut dan modal menjadi hambatan para petani untuk menanam Porang.

"Kelompok tani agung berkah Porang baru terbentuk pada bulan Februari 2021 lalu dan baru menghasilkan 1 kali panen sekitar 5 ton porang serta mengajak kepala desa bekerjasama supaya masyarakat tidak harus mengandalkan bantuan dari pemerintah." ujar Suherman.(db-bngpsp-aap).